Kamis, 20 September 2012

rayya " cahaya di atas cahaya"

RAYYA, Cahaya Di Atas Cahaya oleh Jamaah Maiyah pada 19 September 2012 pukul 17:22 · Catatan Film Oleh: Uki Bayu Sedjati Seorang perempuan dewasa dan seorang lelaki dewasa – bukan suami istri – berada di satu kamar hotel. Masing-masing sedang menderita karena cinta terhadap pasangannya “dikhianati.” Masyarakat pada umumnya boleh jadi berprasangka buruk, bahkan memberi penilaian negatif, bahwa di antara kedua insan itu bakal terjadi adegan pergumulan yang dilumuri libido seksualitas. Apalagi di luar kamar hujan deras. Warga masyarakat, baik anak baru gede maupun angkatan babe gue di Indonesia, tidak boleh begitu saja disalahkan jika memiliki prasangka seperti itu, utamanya karena sedemikian banyak informasi dari beragam media: cetak, radio apalagi audio-visual, menyuguhkan perselingkuhan dengan gamblang kapan dan di mana saja. Gosip, sensasi, pembunuhan karakter menjadi hidangan yang diperjual-belikan, dipertontonkan, secara murah. Bahkan dapat di-down-load gratis. Rayya dan Arya berdialog panjang di kamar hotel itu tanpa bersentuhan, bakal merontokkan prasangka buruk warga masyarakat. Kalimat-kalimat yang mereka ucapkan bernas. Demikian pun yang mereka berdua lakukan selama perjalanan dari Jakarta sampai Bali, dalam rangka pemotretan untuk keperluan penulisan autobiografi Rayya, artis multitalenta, diva, yang dengan jumawa bilang bahwa banyak lelaki yang bersedia mencium kakinya. Proses kreatif Emha Ainun Nadjib, penulis skenario film RAYYA, Cahaya Di Atas Cahaya, ini sebenarnya sedang menghidangkan potret-potret kehidupan masyarakat, yang jarang disentuh oleh media massa apalagi oleh pejabat pemerintah. Fakta aktualnya ada tapi lindap oleh besar dan banyaknya jargon pembangunan. Manusia hanya dipandang dan diakui sebagai sumber daya produksi, sehingga kehilangan hakekat diri pribadi. Pejabat pemerintah sibuk dan terbius oleh program-program yang dirancang dan dicanangkan atas nama rakyat, sementara rakyat hidup berjuang dengan kekuatannya sendiri, termasuk merawat martabat sebagai manusia. Potret yang berserakan dibingkai relasi perempuan dan lelaki – yang satu sama lain saling belajar untuk menemukan jati diri. Rayya (Titi Syuman) awalnya menyetujui penyusunan autobiografi maupun tim pendukung baik penulis, disain busana, juru foto, juga penerbit, yang sudah dibentuk. Dan siap kerja. Tanpa dinyana segalanya berantakan. Biang masalahnya: Bram – pilot pesawat terbang, memilih menikahi gadis lain – yang berarti memutuskan hubungan dengan Rayya. Sakit hati, dendam, berkecamuk menjadikan “sang diva” ingin bunuh diri. Juru foto profesional dilabrak dan diusir olehnya. Tentu saja tim kalangkabut mencari pengganti. Hadirlah Arya (Tio Pakusadewo), sosok fotografer yang menjuluki dirinya kampungan. Meski memiliki kemampuan handal menggunakan digital automatik kamera, ia lebih memilih memakai kamera yang masih menggunakan film celluloid. Di lain sisi ia juga bermasalah. Istrinya selingkuh dengan lelaki lain. Namun ia mampu mengolah marah sehingga tidak menjadi amarah. Proses kreatif penggarapan film ini, terekam dalam behind the screen, penuh dengan romantika. Seorang Tio Pakusadewo nyaris menyerah menapaki tanjakan di gunung Ijen, namun ketika tahu ada kru yang gemuk berjuang keras terus naik meski susah payah, apalagi menyaksikan para pekerja penggali belerang, yang mengangkut dengan pikulan seberat 50 kilogram naik turun gunung, semangatnya bangkit. Titi Syuman harus berjuang menahan cuaca dingin sekitar 2 derajat, padahal ia mengenakan wardrop karya Musa Widyatmoko yang terbuat dari bahan tipis. Banyak tantangan dialami oleh kru artistik agar suting berlangsung lancar dan menghasilkan gambar, suara, suasana yang meyakinkan. Sekitar 29 hari, semua dijalani dengan sukacita, karena tak ada beda perlakuan terhadap produser, pemain dan kru, yang jumlahnya hampir 100 orang. Misalnya, meski sudah booking kamar hotel, namun lantaran khawatir ketinggalan momen mentari terbit di ufuk Timur, terpaksa tidur di bus. Dan banyak lagi pengalaman yang mengesankan. Termasuk mengedit stockshot yang keseluruhannya ditaksir bisa membuat film durasi lima jam, dengan berbagai pertimbangan digarapsajikan menjadi dua jam. Local wisdom Perjalanan ”njalajah desa milang kori” bintang dan juru foto dalam film ini, pun nyaris jumbuh, sama dan sebangun dengan skenario, yang sarat dengan dialog maupun momen-momen, yang menumbuhkan pemahaman lebih dalam ihwal makna kehidupan. Cak Nun, begitu Emha akrab dipanggil, dikenal sebagai budayawan yang pemikirannya multi dimensi, menuangkannya ke dalam skenario lengkap dengan nuansa sastra dan teater, sehingga terasa lain dari umumnya skenario. Viva Westi selaku sutradara, dibantu tim artistik, justru merasa tertantang menghidupkan dialog menjadi adegan yang diupayakan alamiah, baik ketika berbaur dengan warga masyarakat maupun ketika suting dengan latar pemandangan alam - yang eksotis. Tentu saja bukan hal yang mudah. Apalagi kita tahu bahwa ada semacam anggapan bahwa masyarakat Indonesia tidak bisa mencerna berbagai hal yang :”berat” maksudnya sarat filosofi. Hal ini secara bijak dijawab oleh Sabrang Mawa Damar Panuluh, yang menyatakan bahwa anggapan seperti itu berarti menuding masyarakat Indonesia bodoh. Padahal yang terjadi sebaliknya. Berbagai kebijaksanaan tradisi, local wisdom, justru menunjukkan bahwa nilai-nilai luhur masih dilaksanakan dalam kehidupan sehari-hari. Rayya, artis ternama yang hidup dalam gemerlap cahaya, glamour, mengalami shock ketika melihat ibu-ibu, beberapa di antaranya dibantu anak usia sekolah dasar - bekerja memecah batu menjadi kerikil demi mempertahankan hidup. Pun para penari tradisi yang ngamen keliling kota. Juga terkesan oleh pengabdian “Bu De” (Christine Hakim) meski pendengarannya tak sempurna, namun ikhlas mendidik anak-anak untuk mencintai lingkungan. Apalagi bertemu ibu tua penjual kerak – nasi kering yang disangan dengan pasir. Harga dua bungkus plastik dua belas ribu, Rayya memberinya uang lima puluh ribu. Si ibu tak punya uang kembali, maka dengan enteng Rayya bilang “Lebihnya buat Ibu.” Ternyata, bukannya senang, si ibu mengembalikan uang tersebut dan membatalkan transaksi. “Saya ini berjualan, bukan mau mengemis..” Budi pekerti adalah cahaya bathin, nurani, yang terangnya melebihi perilaku glamour. Cahaya di atas cahaya. Ini memang film yang menggugah, menyadarkan siapa pun untuk mensifati dan mensikapi kehidupan secara luwes – bahkan ora usum, tidak terjebak arus, yang mewujud pada perilaku arif bijaksana. Pemeran Utama: Titi Syuman, Tio Pakusadewo Skenario: Emha Ainun Nadjib & Viva Westi Sutradara: Viva Westi Proser Eksekutif: Bayu Priawan Djokosoetono Produser: Dewi Umaya Rochman & Sabrang MDP Penata Kamera: “Ipung“ Rahmat Syaiful Tayang di Bioskop: 20 September 2012

pelet dari kotoran sapi

Para sahabat yang saya cintai, pada postingan sebelumnya saya sudah pernah mengajak anda untuk memelihara ikan dengan berbagai cara, baik pada budidaya perikanan dengan lahan luas, sedang, sampai yang sekecil mugkin dan praktis. Nah dalam usaha Budidaya Ikan Air tawar seringkali kita dihadapkan pada suatu persoalan yang lumayan rumit, persoalan yang sering terjadi dalam usaha Budidaya Perikanan Bukanlah masalah teknis, Tapi Justeru terdapat pada bagian dari Proses Produksi itu sendiri, salah satu yang menjadi hambatan yang sering kita temui dan menjadi keluhan mereka seringkali pada masalah pakan buatan atau yang sering disebut pelet. Memang benar Bahwa Usaha Perikanan dalam mempercepat Proses pembesaran pada Usaha Budidaya melalui Pembesaran ialah dengan Memberikan Makanan secara Intensif, dan sampai saat ini Makanan jenis Ikan yang sangat digemari Oleh para Pelaku usaha yaitu Pelet, selain makanan alami seperti dari kolam itu sendiri yang terdiri dari jenis Plankthon, apakah itu zoo plankton, atau phitoplankton sebagai makanan alami dari jenis tumbuhan maupun binatang yang merupakan jasad renik, tapi itu sangat lambat bila di bandingkan dengan makanan buatan seperti pelet. pada postingan kali saya akan memberikan Informasi, bahwa berdasarkan Hasil penemuhan oleh mereka, para pokdakan dan pelaku usaha itu sendiri telah mencoba, ternyata kotoran sapi atau ternak itu juga bisa digunakan sebagai bahan makanan seperti pelet. Pernyataan demikian ini pernah saya dengar dari teman saya sendiri, Nugroho Ardi Cahyono,S.pi, M.eng, dan ada juga teman lainnya juga sebagian Pokdakan ada yang mencoba menggunakannya. mendengar Informasi yang saya dengar akhirnya saya mencoba membuka referensi yang bisa digunakan, kalau memang kotoran sapi itu juga bisa dijadikan sebagai bahan makanan yang berupa Pellet. pada saat itu memang saya belum melihat secara langsung, namun Akhirnya ku coba untuk mencari sumber referensi yang bisa dijadikan sebagai bukti kebenaran itu. Dan coba lagi kucari buka bolak balik terutama di Internet, kalau kotoran sapi itu bisa dijadikan Pelet. Alhasil ternyata ada Blog yang bisa saya gunakan sebagai sumber referensi bahwa Kotoran sapi bisa dijadikan Pellet, sebagian Pokdakan memang sudah ada yang mencobanya dan mengembangkan bahkan masih terus dikaji sebagai bahan penelitian....... sahabat yang saya cintai... Dengan adanya Informasi yang saya berikan ini, saya berharap ada perubahan dan merupakan salah satu teknologie yang mungkin bisa di coba, walaupun secara resmi memang belum ada dari pihak terkait yang merekomendasikan, Namun demikian tidak ada salahnya jika kita mencoba untuk mengetahui walupun mungkin belum mengetrapkannya, tapi informasi ini perlu dikembangkan siapa tahu bermanfaat. Dan saya sendiri tidak melarang dan memperbolehkan, bagi mereka yang akan mencoba kotoran sapi sebagai pakan ikan, Namun demikian ada beberapa hal yang harus diketahui terutama dalam menggunakannya harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut: cara pertama, Kotoran sapi yang digunakan itu tidak sembarangan artinya tidak asal-asalan, dengan kata lain untuk perikanan harus yang padat dan tidak berbau, kenapa demikian karena kalau tidak padat tidak bisa mengapung dan kalau masih bau kotoran sapi tersebut ikan itu sendiri juga tidak akan mau. Kemudian ada yang paling penting kalau kita hendak mendapatkan kotoran sapi yang bagus Untuk menghasilkan kotoran seperti itu, memang harus dilakukan perubahan sumber makanan. caranya Sapi diberi pakan dengan jenis makanan seperti jerami yang telah dikeringkan selama satu minggu. Selain itu, diberi minum hanya dua kali sehari, masing-masing satu ember dengan campuran bakteri pengurai yang diambil dari rumen (perut besar sapi). Bakteri pengurai itu bisa diambil dari rumen sapi yang telah mati dari rumah pemotongan atau dari sapi yang masih hidup. (sumber: Coop Indonesia Fondation: http://www.coop-indonesia.com/index.php?option=com_content&view=article&id=89&Itemid=106) Untuk cara yang kedua ini, perut sapi dilubangi atau dibuatkan fistula. Kotoran sapi itu kemudian dikeringkan dan dicampur dengan sumber nutrisi tambahan, seperti bekatul atau kulit ari beras, tetes tebu atau air kelapa, ikan asin, serta tepung tapioka. Pakan ikan dari Kotoran sapi ini telah di lakukan pada usaha perikanan seperti ikan lele dan hasil nya ikan lele tersebut lebih cepat besar ketimbang ikan yang di beri pakan buatan pabrik. Jika menggunakan pakan produksi pabrik, membutuhkan waktu paling tidak tiga hingga empat bulan. Kini hanya butuh dua bulan untuk mencapai panen. Memang, bahwa Ternyata kotoran sapi juga sangat berguna karena Selain dapat di jadikan sebagai pakan ikan, kotoran sapi juga dapat di gabungkan dengan biogas. penyelamatan lingkungan akan lebih besar jika digabungkan dengan produksi biogas. Sebelum dijadikan pakan, kotoran sapi dimanfaatkan dulu sebagai sumber biogas. Memang, kotoran sapi telah diketahui banyak mengandung gas metana yang ikut menghasilkan efek rumah kaca. Menurut lembaga antariksa Amerika Serikat (AS) NASA, gas metana ini bahkan lebih aktif ketimbang karbon dioksida. Jumlah gas metana di udara semakin meningkat dengan pertumbuhan industri peternakan. Badan perlindungan lingkungan AS, EPA, menyebutkan usaha peternakan menghasilkan 5,5 juta metrik ton metana per tahun atau mencapai 20% dari produksi metana Negara tersebut. Kandungan nutrisi tidak akan berubah jika kotoran sapi dimanfaatkan dulu untuk biogas. Bahkan sebenarnya peternak bisa mendapat untung ganda karena sekaligus mendapatkan energi yang bisa dimanfaatkan untuk kompor ataupun penerangan serta dapat mencegah dampak buruk terhadap lingkungan. Jadi dari semua yang kita ketahui seperti yang disebutkan di atas ternyata bahwa kotoran sapi yang sepertinya menjijikan juga sangat bermanfaat baik untuk biogas, pertanian sebagai pupuk organik juga bisa dimanfaatkan untuk perikanan. (sumber: Coop Indonesia Fondation: http://www.coop-indonesia.com/index.php?option=com_content&view=article&id=89&Itemid=106); Soen’an Hadi Poernomo, http://www.trobos.com/show_article.php?rid=15&aid=3203 Untuk memanfaatkan kotoran sapi sebagai bahan makanan bagi pertumbuhan ikan bahkan sebagai pengganti pelet perlu kita ketahui langkah-langkah dalam proses pembuatannya. Adapun langkah- langkah dalam Proses pembuatan pakan untuk usaha perikanan yang berasal dari kotoran sapi antara lain sebagai berikut: 1. Kotoran sapi diambil dan dibersihkan dari kotoran yang menempel. Kotoran yang akan digunakan disyaratkan yang padat dan kering dengan kadar air rendah dan tidak berbau. Agar bisa menghasilkan kotoran air rendah dan sapi hanya diberi pakan jerami yang telah kering dan diberi minum air yang dicampur dengan bakteri pengurai, yang diambil dari rumen (perut besar sapi). Pemberian minum ini hanya dilakukan paling banyak dua kali sehari masing-masing satu ember. 2. Kotoran tadi kemudian dijemur di bawah sinar matahari selama kurang lebih satu minggu. Selain menghilangkan biogas-nya, juga agar bakteri yang terkandung dalam kotoran itu mati. 3. Setelah proses pengeringan sempurna, tahap selanjutnya adalah mencampur kotoran dengan bahan-bahan tambahan. Yakni, ikan asin yang ditumbuk halus, bekatul atau kulit ari beras, tetes tebu atau air kelapa, dan tepung tapioka. 4. Untuk komposisinya, menurut Soelaiman, disesuaikan dengan kebutuhan. Untuk pakan ikan dan unggas yang kebutuhan konsentratnya tidak terlalu tinggi, komposisiya 70% kotoran sapi, 20 % bekatul, dan 10% tetes tebu atau air kelapa. Sementara untuk udang yag memerlukan konsentrat tinggi, komposisinya 60% kotoran sapi, 30% bekatul, dan 10% tetes tebu atau air kelapa. Untuk bahan lainnya hanya tinggal menyesuaikan. 5. Setelah semua bahan tercampur secara merata, langkah selanjutnya ialah membentuknya menjadi butiran-butirakecil. Bisa menggunakan alat pembuat pellet, bisa juga dengan cara manual memakai tangan. 6. Langkah terakhir, semprot butiran-butiran pakan itu dengan air yang telah dicampur penyedap masakan yang mengandung kaldu. Kemudian jemur di bawah panas matahari. 7. Setelah agak kering, angkat dan semprot kembali dengan air penyedap masakan, lalu jemur lagi sampai kering. Pakan ikan dari kotoran sapi siap digunakan Keterangan: Pemberian Pakan Ikan dengan menggunakan kotoran sapi yang sudah diolah sebagai Pengganti Pelet memang belum ada rekomendasi secara khusus untuk dilaksakanan secara mendetail namun sebagai informasi, bahwa sudah ada para petani ikan / ternak yang melakukan, dan bagi anda yg mungkin ingin mencoba sekedar ingin tahu disilahkan dan tidak ada larangan, selagi itu menguntungkan dan tidak merugikan bagi siapa saja. Demikian sebagai informasi semoga ada manfaatnya. sumber referensi: 1. Berita umum, Pelet ikan dari kotoran sapi, http://diemust23.blogspot.com/2011/04/pelet-ikan-dari-kotoran-sapi.html 2. Naather, http://nadeeryusuf.blogspot.com/2011/04/pelet-ikan-dari-kotoran-sapi.html 3. Soen’an Hadi Poernomo, dilema pelet dari kotoran ternak, Dosen STP perikanan Jakarta http://bibit-ikanlele.blogspot.com/2012/01/dilema-pelet-ikan-dari-kotoran-ternak.html 4. Coop Indonesia, http://www.coop-indonesia.com/index.php?option=com_content&view=article&id=89&Itemid=106 5. Soen’an Hadi Poernomo, Dosen Sekolah Tinggi Perikanan Jakarta, http://www.trobos.com/show_article.php?rid=15&aid=3203 6. http://naturaterapi.com/pelet-dari-kotoran-sapi/ 7. produksi pelet dari kotoran sapi, http://787bg.blogspot.com/2011/10/produksi-pelet-dari-kotoran-sapi-dan.html

arwana

Aweh Tulada ing Blumbang Koi Arwana Semula kuli bangunan, kini sukses membudidayakan koi dan arwana. Asetnya tak kurang Rp 3 miliar. Untuk pertama kali ikan koi lokal bisa masuk majalah Jepang. Berhasil budidayakan arwana di Jawa. ~~~ HAMPARAN petak-petak kolam dengan angin sepoi menjadi sesuatu yang menyegarkan saat saya menyusuri jalan setapak diantara petak-petak tersebut. Sore itu langkah kaki memang membawa saya ke areal kolam di sekitar persawahan pinggiran Yogyakarta. Di salah satu sudut kolam, seorang lelaki sedang memberikan pakan pada sekelompok ikan yang didominasi warna merah, hitam dan putih. Dialah Santoso, pembudidaya ikan koi dan arwana yang sukses di Blendangan, Tegaltirto, Berbah, Sleman, Yogyakarta. Kini luas lahan pembudidayaannya mencapai 1,2 hektar dengan total aset kurang lebih Rp 3 milyar. Sebelumnya, Santoso tidak mempunyai pekerjaan tetap selain sebagai kuli bangunan. Penghasilannya dirasa tak mencukupi, sehingga awal 1997 ayah tiga orang anak ini mencoba membuat kolam untuk membudidaya ikan. Santoso pun harus bekerja keras untuk memulai usahanya. “Bikin kolam saja dikerjakan sendiri. Pagi nyangkul, jam setengah delapan berangkat ke proyek menjadi kuli bangunan. Sore nyangkul lagi untuk melanjutkan bikin kolam,” kata kelahiran 1970 tersebut. Tetapi Santoso tetap bertekad meneruskan usahanya. Tidak mempunyai keahlian yang lain justru membuatnya termotivasi memulai usaha membudidaya ikan. “Karena kalau saya tidak bekerja tidak bisa makan. Dan kebetulan keluarga saya keluarga tidak mampu. Sehingga saya tidak mungkin mengandalkan orang tua. Jadi bener-bener ikan itu satu-satunya sumber penghidupan saya. Istilahnya saya makan seadanya. Sedangkan untuk beli pakan ikan, kalau ada sisa ya dibelikan, kalau tidak ada ya dicarikan lumut atau apa. Pokoknya waktu itu bener-bener prihatin,” kenangnya. Untuk memulai, Santoso memerlukan modal Rp 300 ribu guna membeli bibit nila merah. Ia pun meminjam pada orang tuanya. Ternyata Santoso berhasil membesarkan bibit nila merah yang ia beli. “Dalam 3 bulan rata-rata berat ikan bisa dua sampai tiga ons per ekor. “Waktu itu di Yogya baru saya yang bisa melakukan pembesaran jenis ikan itu,” tuturnya. Pada waktu itu, nila merah masih dalam tahap diteliti mengenai pertumbuhannya. momen yang tepat Santoso pun mendapatkan moment yang tepat. Waktu itu petambak udang dan bandeng sedang kolaps karena serangan virus. Sehingga petani tambak di Juwana Pati mengambil bibit nila merah darinya. “Pertama kali saya mengirim 40 ribu ekor bibit nila merah, kemudian rutin tiap minggu supply ke sana,” paparnya saat ditemui di kolam pembudidayaannya. Dari situ Dinas Pertanian dan Kehutanan Sleman menganggap Santoso sebagai petani muda yang berhasil. Tapi setelah dihitung-hitung dengan kerja kerasnya, ternyata penghasilan yang ia peroleh tidak sebanding. “Dari nilai nominalnya, keuntungan berbisnis ikan nila merah waktu itu belum menjanjikan. Istilahnya jeneng entuk jenang ra entuk, dapat nama tapi penghasilannya pas-pasan,” ungkapnya. Akhirnya Santoso mencoba melirik membudidayakan ikan hias. Pilihannya jatuh pada ikan koi. Membudidaya ikan hias jenis ini pun ia bermodal tekad karena belum mempunyai latar belakang pengetahuan tentang budidayanya. “Kalau latar belakangnya justru agak sedikit mistis karena saya sering mimpi. Lebih dari tujuh kali melihat ikan warna-warni. Ikannya banyak, warnanya merah hitam, putih,” ujarnya. “Dan sampai saya memelihara ikan nila pertama kali, belum pernah melihat koi. Saya melihat koi baru tahun 1997 awal, waktu jalan-jalan di Pasar Ngasem. Saya melihat ikan koi dan merasa kok seperti yang ada dalam mimpi saya,” tambah Santoso. Dari situ kemudian pertengahan 1998 Santoso mencoba memelihara koi untuk dibudidayakan. “Pertama kali bibit beli dari pedagang dari Tulungagung yang mangkal di sekitar RRI. Saya membeli tiga ekor seharga Rp 260 ribu. Dulu uang sejumlah itu banyak sekali bagi saya, bahkan harus saya angsur dua kali membayar,” kenangnya. Ketiga ikan itu ternyata betina semua, tanpa pejantan. Setelah membaca buku dan bertanya kiri-kanan, barulah ia bisa membedakan jantan dan betina. “Kemudian saya bisa menelurkan atau memijahkan ikan koi,” ungkapnya. Enam bulan kemudian, pada 1999, Santoso sudah berhasil membudidaya koi dalam jumlah cukup banyak. Kualitasnya belum bagus. “Tapi saya yakin segala sesuatu kalau dikerjakan secara sungguh-sungguh pasti akan menghasilkan yang terbaik,” katanya bersemangat. juara lomba Tahun 2001, Santoso mencoba ikut lomba di Blitar yang kondang sebagai kota pusatnya koi. Ternyata ikan ternakan yang ia bawa bisa meraih juara dua. Keberhasilan itu memberi semangat yang luar biasa bagi Santoso. Karena yang tadinya ia dianggap tidak tahu tentang ikan dan masih terlalu muda untuk main koi, ternyata bisa meraih juara di tempat yang terkenal sebagai sumbernya ikan koi. “Dari situ saya yakin bahwa penilaian saya ke koi sudah mendekati kebenaran, sehingga saya fokus untuk ke koi terus,” kata Santoso yang kemudian menjadi Ketua Koi Club Yogyakarta dari tahun 2001 hingga sekarang. Dua tahun kemudian, Santoso ikut lomba di TMII, Jakarta. Ia membawa tiga ekor koi. Ternyata ia tidak bisa masuk sebagai peserta. Padahal, “Kalau lomba di Blitar saya asal membawa ikan. Kebetulan pula ada kenalan, jadi saya bisa ikut,” katanya. Akhirnya Santoso hanya jadi penonton. Itu pun cuma bisa mengintip dari pintu. “Mengintip di pintu satu hari. Saya cuma ingin tahu bagaimana caranya memilih ikan koi yang baik. Karena, selain peserta, tidak boleh masuk,” ujar Santoso sembari mengenang pengalamannya. Sepanjang tahun 2001 - 2004, Santoso mengaku, banyak menghadapi kendala penyakit koi. Namun, ia tidak menyerah. Waktu itu, ikan lou han sedang jaya-jayanya. “Tapi saya tidak beralih ke lou han, karena saya orangnya sangat fanatik dengan satu bidang. Saya tidak mau mencoba bidang yang lain sebelum yang saya tekuni maksimal,” ujar Santoso dengan tegas. raih penghargaan presiden Santoso pun terus berusaha mengembangkan kualitas budidaya koinya. Akhirnya tahun 2004 ia berhasil menyabet juara satu tingkat nasional dan diundang Presiden SBY ke istana untuk menerima penghargaan. “Tahun 2004 saya banyak perkembangan, ikan peternakan saya bisa juara best incest dengan jenis Showa Sanshoku (tiga warna). Dan itu pertama kali ikan lokal yang bisa masuk majalah Jepang. (Best incest = ikan yang terbaik diantara yang terbaik). Sejak itu nama Santoso banyak dikenal. Bahkan ia bisa masuk di organisasi APKI (Asosiasi Pecinta Koi Indonesia ). Sekarang ia duduk sebagai pengurus sebagai salah satu anggota litbang. “Dari dulu saya ingin dari Yogya ada koi yang bisa dilihat oleh luar daerah. Akhirnya saya bisa mewujudkannya. Setiap lomba APKI pasti ada Jogja Koi Club dan ada Santoso. Satu hal yang saya syukuri,” katanya. Lelaki yang berpenampilan sederhana ini, menambahkan, “Dan mungkin sayalah satu-satunya kulit hitam (pribumi –red) dari Yogya yang bisa masuk APKI. Bahkan pribumi yang duduk di APKI sepertinya hanya dua orang, saya dan orang Blitar. dari kolam 300 meterpersegi hingga 1,2 hektar Pada waktu pertama kali memulai budidaya ikan, kolam Santoso hanya seluas sekitar 300 meter persegi di tanahnya sendiri. Sejak tahun 2000 ia bertahap memperluas kolamnya dengan menyewa tanah kas desa. Kini keseluruhan kolamnya seluas 1,2 hektar. Jumlah karyawan tetapnya enam orang, dan tujuh orang lainnya buruh upahan pencari katak hijau. Produksinya selain dipasarkan di DIY juga ke Jakarta, Iawa Barat, dan Jawa Tengah. Jenis koi yang dibudidaya Santoso antara lain Showa Sanshoku, Taisho Sanshoku, dan Kohaku. Tahun 2005, ia pernah membudidayakan jenis Kojaku yang sekualitas dengan ikan koi dari Jepang. Tapi sayang indukan itu mati waktu ditinggal pameran di Bali. “Dan sampai sekarang belum bisa mendapatkan indukan dengan kualitas sebagus itu,” ujar Santoso dengan rasa menyesal. pembudidaya arwana pertama di Jawa Meski telah berjalan dengan pasar yang pasti, namun Santoso tidak berhanti sampai disitu. Tahun 2005 ia mengembangkan usahanya dengan memulai membudidayakan arwana. Untuk mulai membudidayakan arwana sebenarnya bukan hal yang mudah. Pasalnya, banyak yang meyakini arwana tidak bisa dibudidayakan di Pulau Jawa. “Katanya arwana tidak bisa diternak di Pulau Jawa. Makanya saya membuktikan, saya coba dan ternyata bisa,” kata Santoso. Bahkan sekarang aset Santoso malah lebih banyak arwana daripada koi. Jika dipilah, aset arwana mendekati Rp 2 miliar, dan aset koi masih kurang dari Rp 1 miliar. Asset arwana bisa lebih besar karena pasar arwana hampir seperti barang konsumsi. “Jadi kita punya barang berapapun tetap laku dengan harga rata-rata. Kebetulan yang kita jual ukuran 5 cm, per ekor Rp 30 ribu. Jadi kalau saya punya 3 atau 4 ribu ekor per bulan itu langsung laku semua,” paparnya. Pemasarannya sudah di kontrak, dikirim ke Jakarta dan Semarang. Lain halnya dengan koi yang mengalami beberapa tahapan. Seleksi awal, Santoso sudah membuang banyak ikan afkiran. Dari 40 ribu anakan, yang masuk kategori ada warnanya sekitar 2000 – 3000 ekor. Otomatis yang 30 ribu lebih menjadi afkiran dan dijual kiloan waktu kecil. Dari 2000 – 3000 tersebut, yang kategori bagus sebanyak 400 – 500 ekor. Dan dari jumlah itu, yang berkualitas lomba/kontes belum tentu 3 atau 4 ekor. “Itu kenapa koi untuk berkembang sangat lambat, karena memang sangat sulit prosesnya. Tapi disisi lain, kenikmatan peternak koi tidak bisa dibandingkan dengan beternak ikan yang lain. Karena ketika ada ikan yang sangat bagus menjadi kepuasan tersendiri. Tidak hanya menilai uangnya, tapi keberhasilan bisa menghasilkan ikan koi dengan warna-warna yang bagus itu menjadi semangat yang luar bisaa,” jelas Santoso. kendala dan keberhasilan Menurut Santoso, kendala dalam budidaya arwana adalah keterbatasan lahan. “Padahal kebutuhan pasar masih luas, tapi lahan sudah terbatas. Saya sedang melirik ke lokasi lain yang barangkali juga bisa untuk arwana,” katanya. Permintaan pasar untuk arwana, kata Santoso, per bulan hampir 10 ribu ekor. Pada tahun ini maksimal ia baru bisa memenuhi 6 ribu ekor per bulan. Sedangkan untuk koi, produksinya bisa sampai 100 ribu ekor per bulan, tapi yang layak jual hanya 300 – 400 ekor. Kendala lain adalah harga pakan untuk koi yang terus meningkat. “Dalam satu tahun ini naik sekitar 80 %. Selama enam bulan terakhir naik dari Rp 8 ribu per kilogram sekarang sampai Rp 13.600 per kg untuk eceran. Tapi kalau saya, beli dari pabrik,” papar Santoso. Sementara itu, untuk arwana, karena makanan alaminya katak sawah, kendala pakan terjadi saat musim kemarau. “Kebutuhan sehari 21 kg katak sawah. Kalau kemarau hanya bisa mendapat 9 – 10 kg. Jadi harus beli nila atau bawal untuk dicincang,” tambahnya. Dalam hal penyakit, arwana tidak ada kendala. Berbeda pada koi. Tapi, karena sudah 10 tahun membudidayakan koi, Santoso mengaku paham betul treatment-treatment khusus agar koi tidak terkena penyakit. Pernah, gara-gara penyakit yang menyerang koi, Santoso gagal menjalin kontrak pemesanan dari Jerman. Sebelumnya ia telah berhasil menembus pasar ke negara tersebut, tahun 2000. Tahun 2002 ada penyakit KHV (koi herpers virus) menyerang Indonesia, dan kontrak pun dibatalkan. Prospek usahanya, menurut Santoso, masih bagus. Karena dua jenis ikan hias legendaris ini harganya stabil dan tidak terlalu fluktuatif. Berbeda dengan jenis ikan hias lain, seperti lou han yang harganya tinggi, tapi kemudian jatuh setelah booming. Bahkan dalam kondisi ekonomi kurang baik pun tidak begitu berpengaruh. “Kebetulan koi dan arwana identik sebagai hobi kalangan atas. Jadi, meski ada pengurangan pemasaran akibat kondisi ekonomi, tidak terlalu terasa,” kata Santoso, yang belum lama ini ditawari dua investor untuk bekerja sama. Yaitu, mendirikan rumah makan ikan di kawasan kolam budidayanya. Persaingan pun tidak jadi kendala. Sebab, di Yogya belum ada pelaku usaha pembudidayaan arwana. “Kalau koi sudah banyak. Tapi petani yang khusus koi hanya saya. Pedagang yang ambil koi dari Blitar juga banyak, tapi saya malah senang, karena bisa beradu di kualitas. Makin ramai pemain, justru makin besar peluang kita,” kata pria kelahiran Yogyakarta ini. berdampak positif Keberhasilan usaha Santoso pun berdampak positif terhadap lingkungan sekitar. Paling tidak ada 12–13 orang yang hidup dari usaha pembudidayaan koi dan arwananya, yang tergabung dalam Kelompok Pembudidaya Ikan Mina Karya. Selain itu, Santoso juga memberi pelatihan keterampilan bagi peserta yang dikirim periodik oleh balai pelatihan keterampilan setempat. Berkat sukses Santoso, harga tanah di sekitar kawasan kolam budidayanya pun terangkat naik cukup tinggi. Dari harga Rp 25 ribu per meter pada 2001, kini melejit menjadi Rp 250 ribu per meter. –cahpesisiran, utk majalah saudagar- Mengenal Lebih Jauh Tentang Santoso Santoso pria kelahiran 1970 adalah pemilik peternakan ikan koi dan arwana yang sukses di Tegaltirto, Blendangan, Berbah, Sleman Yogyakarta. Segudang prestasi pernah diraihnya, Ia dikenal sebagai tokoh masyarakat yang sangat membumi di daerahnya. juga tercatat sebagai juri resmi APKI sejak Oktober 2005. Ia mengkhususkan ternak koi F1 dengan hasil anakan yang sering kali menjuarai lomba koi tingkat nasional, baik dari jenis, showa, kojaku maupun hi utshuri Peternak Andalan dan Juri APKI yang mengawali karier sebagai Kuli Bangunan Santoso jebolan STM yang sarat pengalaman asam-garam kehidupan. Ayah dari 3 orang anak ini bahkan pernah menjadi kuli bangunan untuk membiayai hidup keluarganya. Tahun 1997 dengan modal pinjaman Rp 300.000,- dari orang tuanya, ia mengawali ternak nila merah, yang saat itu masih dalam tahap penelitian untuk pertumbuhannya. Di tahun 1998 ia pertama kali mencoba memelihara ikan koi untuk dibudidayakan, dengan membeli 3 ekor koi seharga Rp 260.000,- dari pedagang Tulungagung. Namun sayangnya, ternyata ketiga ekor ikan itu betina semua. Setelah melalui pengalaman dan belajar dari buku maupun bertanya pada yang lebih ahli, di tahun 2001 ikan anakan Santoso berhasil menjadi juara dua dalam lomba di Blitar yang kondang sebagai pusatnya koi. Sejak itu ia lebih fokus mengembangkan koi, hingga kemudian ia terpilih menjadi Ketua Koi Club Yogyakarta di tahun 2001 hingga sekarang. Di bulan Oktober 2005 ia juga diangkat menjadi juri resmi APKI Pribadi Sederhana Peraih Penghargaan Presiden Santoso pribadi yang tekun dan sederhana. Ia lebih dikenal sebagai pria pendiam yang melihat dengan mata hati namun mempunyai keberanian dan semangat pantang menyerah. Dengan ketekunannya ia berhasil menjadi juara satu Budi Daya Ikan Hias tingkat nasional dan diundang SBY ke istana di tahun 2004. Di tahun yang sama anakkan koinya mendapat juara "Best in size" dan masuk majalah Nichirin di Jepang. Hingga sekarang setiap ada lomba yang diadakan APKI, Yogya Koi Club yang dipimpinnya selalu ikut berpartisipasi dan selalu merebut salah satu kategori juara. Pembudidaya Arwana Pertama di Pulau Jawa Tahun 2005 Santoso mengembangkan usahanya dengan mulai membudidayakan arwana. Jenis ikan ini diyakini sulit dikembangkan di pulau Jawa. Namun dengan ketekunannya saat ini Santoso dapat menghasilkan anakan arwana jenis silver Brasil 6000 ekor per bulan. Saat ini ia juga sedang mengembangkan jenis Super Red yang diharapkan dapat dipasarkan di tahun 2011. Saat pertama memulai budidaya ikan, kolam Santoso hanya seluas sekitar 300 meter. Sejak tahun 2000 secara bertahap ia memperluas kolamnya dengan menyewa tanah kas desa. Kini keseluruhan kolam miliknya telah berkembang menjadi 1,2 hektar. Pecinta Alam yang Memberikan Manfaat bagi Lingkungannya Selain beternak ikan, Santoso juga mempunyai minat yang besar pada budaya dan alam. Ia sering melakukan napak tilas mengunjungi tempat bersejarah dan mendaki puncak gunung di pulau Jawa seperti Merapi, Lawu, Slamet, dan Arjuna. Santoso juga mempunyai kepedulian yang kuat terhadap lingkungan dan masyarakatnya, Melalui kelompok tani "Mina Karya" yang dipimpinnya, dia membimbing 40 orang petani ikan di Yogya, Muntilan, Boyolali dan Kelaten. Saat ini para pecinta alam dan relawan lainnya di Yogya, ia sedang sibuk merampungkan peta jalur pengungsian bagi pengungsi gunung Merapi, untuk menghindari Lahar dingin yang dapat tiba-tiba turun menghancurkan. BERBAH –Meski permintaan pasar ikan hias cukup besar, namun produksi ikan hias di DIY baru 30 persen dari kebutuhan pasar. Selebihnya, untuk memenuhi kebutuhan pasar ikan hias di DIY masih dipasok dari luar DIY, terutama dari Jakarta, Jawa Tengah dan Jawa Timur. Karena itu, ke depan produksi ikan hias di DIY perlu ditingkatkan dengan dukungan dana, SDM, fasilitas dan sebagainya. “Potensi lahan dan air di DIY sangat memungkinkan untuk mengembangkan usaha ikan hias demi meningkatkan produksi untuk memenuhi kebutuhan pasar. Karena itu perlu ada dukungan dana dari pemerintah dan pembinaan SDM untuk budidaya ikan hias,” kata Ketua Perhimpunan Ikan Hias Indonesia (PIHI) Cabang DIY Gimmy Rusdin Sinaga Spt kepada wartawan di kolam ikan hias “Mina Karya” Tegaltirto, Berbah, Sleman, Sabtu (2/8). Menurut Gimmy, dari 125 anggota PIHI di DIY baru ada satu yang secara profesional membudidayakan dan mengembangkan ikan hias yakni Santoso Koi, pemilik Mina Karya. Sedangkan selebihnya baru sebatas hobi dan belum menjadikan ikan hias sebagai sektor usaha profesional yang menghasilkan uang. Santoso Koi, pemilik “Mina Karya” Tegaltirto, Berbah, Sleman, mengatakan, sejak didirikan tahun 2005, usaha ikan hias jenis arwana dan koi yang dikelolanya, kini berkembang bagus. Meski mampu memproduksi anakan arwana sampai 6.000 ekor per bulan, namun jumlah itu masih belum mampu memenuhi permintaan pasar. “Singapura saja pernah meminta pasokan 5.000 per bulan tapi kami belum mampu memenuhi. Kendala utama kami selama ini adalah keterbatasan produksi. Padahal pasar terbuka luas dan harga ikan hias terus meningkat,” kata Santoso “Koi” kepada wartawan di kolam miliknya, Sabtu (2/8). Dikatakan, saat ini ia memiliki 9 kolam di atas lahan seluas 6.000 meter untuk 2.300 ekor induk ikan hias jenis arwana silver Brasil dan 8 ekor induk arwana super. Sementara ikan hias jenis koi ada di 21 kolam di lahan seluas 5.100 meter persegi. Total aset ikan hias milik Santoso saat ini mencapai Rp 3,6 miliar. Menurut Santoso “Koi” DIY sangat cocok untuk budidaya/ mengembangkan ikan hias maupun ikan konsumsi karena suhu udara di DIY, terutama di Sleman di atas 25 derajat celsius dengan PH air di bawah 7. Buka lapangan kerja Budidaya ikan hias tidak hanya menguntungkan bagi peternak tapi juga masyarakat sekitar karena banyak peluang kerja terkait dengan usaha tersebut. Seperti dialami Santoso “Koi”, dengan jumlah ikan hias yang diternak dan lahan yang tersedia, selain ia mampu mempekerjakan 5 karyawan tetap juga memiliki 5 pekerja lepas sebagai pemasok tetap pakan ikan berupa katak/kodok sawah. Setiap hari, Santoso membutuhkan minimal 20 kilogram katak/kodok sawah (hidup) untuk pakan ikan arwana. Sementara harga kodok yang dibeli Rp 10.000 per kilogram. “Semakin banyak ikan arwana yang diternak maka semakin banyak pula kodok yang dibutuhkan. Itu berarti membutuhkan banyak tenaga pemasok kodok,” kata Santoso yang mengaku menerima kodok hidup dari mana pun dengan harga Rp 10.000 per kilogram. “Tapi khusus musim hujan kami hanya menerima kodok dari 5 pemasok tetap karena mereka setia memasok kodok ke tempat kami kapan pun, termasuk pada musim kemarau seperti sekarang dimana kodok sulit dicari,” kata Santoso “Koi” (phj) Sumber: Bernas 4 Agustus 2008 Bisnis Koi Tembus Pasar Jerman Dikembangkan sebagai Alternatif Ikan Konsumsi Oleh Benny Dwi Koestanto dan Ari Susanto Yogyakarta, Kompas - Bisnis ikan koi di DI Yogyakarta mulai menembus pasar ekspor di Jerman dengan permintaan yang cukup besar. Namun, belum banyak petani yang mampu memanfaatkan peluang ini, karena membutuhkan modal besar dan keterampilan khusus. Ketua Kelompok Tani Mina Karya (Koi Center) di Tegaltirto, Berbah, Sleman, yang juga Ketua Jogja Koi Klub, Santoso, Rabu (29/3), mengatakan bisnis yang ditekuninya itu cukup prospektif. Selain termasuk ikan yang harganya mahal, ikan koi juga selalu diburu para penghobi yang mencari jenis eksklusif. Petani koi yang mendapat penghargaan dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sebagai pembudidaya ikan darat terbaik tahun 2004 itu juga mengakui bahwa keuntungan bisnis ikan hias jauh lebih besar daripada ikan konsumsi, karena ikan hias memiliki pasar tak terbatas di luar negeri. "Awalnya ada orang Jerman ke sini, kemudian mereka memesan koi. Awalnya mereka beli 500 ekor, kemudian 700 ekor, lalu 1.500 ekor," ujar Santoso yang kini sedang mengembangkan pasarnya ke negara lain. Untuk pasar koi dalam negeri yang paling besar serapannya adalah Solo, Semarang, dan Jakarta. Selain penghobi, koi juga diminati pedagang ikan hias dalam jumlah besar. Setiap bulan, kelompok tani yang menjadi pelopor budidaya koi di DIY itu bisa menghasilkan 120.000 per ekor bibit koi dari pemijahan, yang kemudian diseleksi secara bertahap. Dari jumlah itu, 2.000- 3.000 umumnya berkualitas ekspor, sisanya berkualitas menengah ke bawah. Koi berukuran 15 cm itu dijual dengan kisaran harga Rp 5.000- Rp 100.000 per ekor. Unggulan daerah Dinas Perikanan dan Kelautan DI Yogyakarta mengangkat ikan hias sebagai salah satu produksi unggulan daerah, karena potensi pasar luar negeri itu. Namun, belum banyak petani yang mau menangkap peluang bisnis ikan hias itu. Pertimbangannya, risiko bisnis ikan hias lebih besar dibandingkan bisnis ikan konsumsi. Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan DIY Koesnan Maryono saat meninjau panen benih ikan arwana di Berbah, Sleman, mengatakan saat ini pasar dalam negeri maupun luar negeri bisa menerima berapa pun pasokan ikan hias dari DIY. Karenanya, ikan hias akan dikembangkan di beberapa kabupaten, sebagai alternatif bisnis ikan konsumsi. "Belum banyak petani yang bisa bereksperimen dalam bisnis ini, salah satunya karena modal yang cukup besar," ujarnya. Hal senada juga dikatakan salah seorang pengurus Asosiasi Pengusaha Lobster Air Tawar Indonesia, Johan. Menurut Johan, salah satu kendala belum populernya bisnis ikan hias di DIY adalah keterbatasan modal petani, karena bisnis ini butuh lahan luas serta biaya operasional yang besar. Padahal, menurut Ketua Perhimpunan Ikan Hias Yogyakarta Jimmy Rusdin, karakter lingkungan DIY cukup potensial menghasilkan ikan hias yang lebih unggul dari sisi kualitas dan kuantitas, dibandingkan Blitar dan Tulungagung. Ini karena kondisi alam jauh lebih kondusif untuk perikanan. "Sleman dan Kulon Progo sangat potensial untuk ikan hias air tawar, sedangkan Gunung Kidul untuk ikan hias air laut. Potensi ini luar biasa. Sekarang tinggal pemasyarakatan budidayanya saja, karena jumlahnya masih terbatas," ujarnya. Jimmy menilai dukungan pemerintah provinsi dan kabupaten/kota pada sektor perikanan, khususnya budidaya ikan hias, hingga kini masih belum optimal. Pemerintah dinilainya masih fokus pada pengembangan ikan konsumsi. Padahal, tambahnya, serapan pasar ekspor ikan hias cukup besar. Jebolan STM jadi milyarder Arwana Posted on April 29, 2010 by warta sembada Suara riak air terdengar nyaring memecahkan keheningan pedukuhan Blendengan, Tegaltirto, Berbah. Empat orang pria dewasa tampak sedang berada di dalam sebuah kolam yang masih becek berukuran 10×10 meter. Tangan-tangan cekatan mereka saling berkolaborasi membersihkan kolam yang masih terisi air dan sedikit lumpur tersebut. Sambil terus berjibaku dengan tepi kolam, sesekali mereka saling berbicara satu-sama lain. Di tempat itu ada beberapa kolam yang ukurannya hampir sama dengan kolam tersebut. Antara kolam yang satu dengan kolam lain tinggi airnya juga tidak sama. Sesekali ikan-ikan Koi yang ada di kolam muncul ke permukaan. Tak jauh dari kelompok kolam pertama, di sebelah utara juga ada deretan kolam yang lebih luas. Aroma di sekitar kolam yang sepenuhnya masih terbuat dari tanah itu sedikit lebih menyengat bila dibanding dengan komplek kolam yang satunya. Di sana, ikan-ikan Arwana besar yang panjangnya sekitar setengah meter muncul di antara belukar air. Bagi si pemilik kolam, Santoso, Arwana-Arwana itu adalah pembawa keberuntungan yang telah mengubah hidupnya. Pria yang tidak lulus STM jurusan elektro di sebuah sekolah negeri ini, tengah menikmati jarih payah budi daya ikan yang telah dirintis sejak 1996 lalu. Audit terakhir yang dilakukan oleh sebuah lembaga independen, total aset Santoso mencapai Rp3 miliar. Dia telah menguasai areal kolam seluas 1,2 hektar dengan jumlah indukan Arwana lebih dari 1.400 ekor. Dalam mengurus Arwana itu, dia dibantu sebanyak 16 pekerja mulai dari yang khusus mengurus kolam hingga yang mencari katak (pakan Arwana). Dua minggu sekali pria berumur 39 tahun ini memanen bibit Arwana silver. Sekali panen, bibit Arwana Silver yang telah memiliki panjang 7 cm totalnya bisa melebihi dua ribu ekor. Satu ekor anakan Arwana Silver dihargai Rp30 ribu. Artinya dalam dua minggu, hasil produksinya bisa mencapai Rp60 juta. Arwana Silver produksi Mina Karya, milik Santoso, dipasarkan ke Jakarta. Konon, sesampainya di Jakarta, anakan arwana itu diekspor oleh pemasok ke Singapura. Santoso mengaku, pencapaian yang sudah ia raih saat ini merupakan sebuah perjalanan yang rumit. Ayah tiga anak ini tidak langsung menjadi seorang milyarder yang memiliki aset Rp3 miliar. Empat belas tahun yang lalu, dia hanyalah seorang pria muda yang hampir putus asa karena tak kunjung bekerja. Dia pernah melamar kerja di sebuah perusahaan elektronika. Namun sayangnya, saat tes psikologi, dia dinyatakan gagal, karena hasil tes menunjukkan Santoso tidak berbakat menjadi seorang karyawan. Saat mencapai titik keputusaasaan, dia lantas meminjam uang sebesar Rp900 ribu dari kakaknya. Dari modal tersebut, dia lantas membeli 60 kg ikan Koi yang kemudian dibudidayakan di sebuah kolam seluas Rp300 meter. Rezeki tidak langsung turun dari langit, itu menjadi masa-masa yang sulit bagi Santoso karena ternyata semua Koi mati. Dari sikap pantang menyerah, dia pun melanjutkan asa dengan kembali membeli benih ikan Koi. Untuk panen yang kedua kalinya, Santoso sedikit mujur, jerih payahnya dia bisa menjual Koi yang pada saat itu masih dihargai Rp1.800 per kilonya. Lewat pembelajaran otodidak dia mencoba mengalihkan usaha. Tahun 2004 dia mulai mengembangkan Arwana Silver. Itu merupakan sebuah perjudian baginya karena selama ini mitosnya Arwana tidak bisa berkembang di tanah Jawa. “Budidaya Koi ternyata jauh lebih sulit karena sangat rentan penyakit sehingga saya mencoba berlaih ke Arwana. Perawatannya ternyata jauh lebih mudah,” kata dia. Namun Santoso membalikkan semua mitos tersebut. Lewat ketekunan dan semangat pantang menyerah, usahanya perlahan menunjukkan grafik yang mengingkat. Dia pun mulai memperluas kolam dari semula hanya 300 meter saja menjadi 1,2 hektar. budidaya ikan arwana di jogja Budidaya ikan arwana di DIY ternyata memiliki prospek cerah. Bahkan untuk pemenuhan ekspor ke Cina sebesar 15 ribu ekor per bulan, kini baru terpenuhi separuhnya saja. Ketua Kelompok Peternak Ikan, Mina Karya, Santoso mengungkapkan, kelompoknya sudah 6 tahun mengelola ikan Arwana dan hasilnya selalu memuaskan. "Kami sudah mengekspor ke Singapura dan China. Ke depan, prospek masih sangat luas, karena di DIY baru kami yang membudidayakan ikan asli Kalimantan ini," ungkapnya saat menemui kunjungan Gubernur DIY dan jajaran di kolamnya Dusun Blendangan, Tegaltirto, Berbah, Sabtu (18/6). Menurut Santoso, budidaya ikan Arwana juga tidak terlampau sulit. Hanya memperhatikan air serta suhunya. "Kendalanya itu hanya jamur. Makanya, jangan sampai airnya bersuhu dibawah 25 derajat. Sedangkan pakannya hanya dengan katak atau ikan bawal kecil," imbuhnya. Sedangkan musim panen bagi ikan Arwana biasa terjadi di Bulan Desember hingga Juni tiap tahunnya. Dalam sebulan masa panen, bisa dilakukan 4 hingga 7 kali panen. "Untuk tiap ekor indukan, bisa menghasilkan 90 hingga 140 bibit. Bibit inilah yang kita panen. Kemudian, setelah berusia 2 hingga 4 minggu, kita ekspor. Harga per ekornya mencapai Rp 26 ribu," papar Santoso. Jenis arwana yang dikelola Kelompok Mina Karya ialah Ikan Arwana Silver untuk konsumsi. Ada 12 kolam yang dibangun diatas lahan seluas kurang lebih 2 hektar. Ke depan, pihaknya ingin mengelola jenis Super Red. Menanggapi hal ini, Gubernur DIY Sri Sultan HB X menyatakan akan turut membantu penyediaan bibit jenis Super Red. "Ada 4 bibit Super Red yang dikelola oleh Dinas Perikanan. Nah, semuanya akan kami sumbangkan untuk dikelola Mina Karya. Prospeknya memang sangat bagus," tandas Sultan. Pusat Ikan Hias Berbah Sleman Yogyakarta Menikmati keindahan ikan hias di kolam yang berada di pekarangan rumah, gedung atau akuarium merupakan hal biasa bagi sebagian hobist. Tetapi menikmati keindahan ikan hias di pusat pembenihan merupakan pengalaman yang sangat menyenangkan. Bagaimana tidak menyenangkan, kita bisa menikmati keindahan ikan dari mulai burayak hingga indukan yang berukuran jumbo. Melihat satu ekor arwana berukuran jumbo di akuarium sudah cukup membuat saya berdecak kagum, tetapi melihat ratusan arwana dalam satu kolam, benar-benar mengagumkan. Perjalanan saya kali ini adalah mengunjungi sentra ikan hias di kawasan Blendangan, Tegaltirto, Berbah, Sleman, Yogyakarta. Lokasinya sendiri cukup mudah dijangkau, karena letaknya yang tidak terlalu jauh dari bandara Adisucipto Yogyakarta. Di kawasan ini sejumlah breeder ikan hias Koi dan Arwana menjalankan aktivitasnya. Berbagai macam jenis koi dapat kita jumpai disana. Kolam indukan, kolam pembesaran koi dan arwana terhampar luas dalam suasana alam yang segar dan pemandangan yang indah,menambah kedamaian hati pecinta ikan hias yang berkunjung. Ada banyak breeder yang sudah menggeluti bisnis ini sejak bertahun-tahun yang lalu. Konon awalnya mayoritas adalah peternak ikan untuk konsumsi, akan tetapi melihat peluang bisnis ikan hias terutama koi dan arwana lebih menjanjikan keuntungan, perlahan-lahan mereka beralih ke budi daya ikan tersebut. Kolam Pembenihan Koi Kolam pembenihan merupakan tempat memijahkan indukan-indukan koi . Indukan-indukan koi ini biasanya dipilih dari koi yang memiliki kualitas unggul. Setelah indukan koi cukup umur untuk dipijahkan dan telur sudah cukup matang dalam perut koi, maka indukan dipisahkan dalam kolam tersendiri yang dikondisikan sedemikian rupa agar koi betina mau bertelur dan koi jantan mau membuahi telur-telur yang dibuahi. Setelah telur selesai dikeluarkan dan dibuahi, indukan perlu dipindahkan dari kolam pembenihan . Setelah sekitar empat hari telur-telur mulai menetas dan berubah menjadi burayak. Kolam Pembesaran Burayak koi yang sudah cukup umur dipindakan pada kolam pembesaran sampai umur beberapa bulan. Kolam pembesaran biasanya berupa kolam tanah (mud Pond). Burayak koi biasanya memakan makanan alami, yang banyak terdapat di kolam tanah. Akan tetapi pemberian makanan tambahan akan lebih bagus untuk pertumbuhan koi. Pada periode tertentu Koi-koi ini perlu diseleksi berdasarkan ukuran dan kualitasnya. Seleksi ukuran dilakukan untuk koi yang berujuran jumbo (Cepat pertumbuhan) dan koi yang lebih kecil. Koi kecil cenderung kalah dalam persaingan berebut makanan dan koi jumbo cenderung menang bersaing dalam berebut makanan. Fase kedua adalah seleksi kualitas koi,meskipun berasal dari indukan yang sama anakan koi memiliki kualitas yang beragam. Koi kulitas super, kualitas A, kualitas B dan kualitas sayur dipisahkan. Koi kualitas unggul dipertahankan untuk pembesaran atau dijual ke hobist dengan harga tinggi sedang koi afkiran dengan kualitas rendah dijual sebagai ikan lauk. Kolam Indukan Indukan Arwana Indukan koi dan arwana berkualitas ditampung dalam kolam tersendiri, makanan, kualitas air dan lingkungan betul-betul terjaga. agar indukan tersebut benar-benar sehat dan siap menghasilkan anakan ikan koi dan arwana yangbermutu tinggi. Kolam indukan koi berada pada kolam semen dengan sistem filtrasi dan aerasi yang optimal, selain ikan sehat juga dapat dinikmati keindahannya. Tidak jarang indukan ini sering diikutsertakan dalam berbagai macam kontes koi. Kolam indukan arwana berada pada kolam tanah (mud pond) yang airnya berasalah dari sungai di dekatnya. Meskipun berasal dari sungai kualitas air benar-benar terjaga. Indukan arwana sekilas nampak seperti monster dan buas, tetapi sepenarnya sangat jinak dan indah. Jenis arwana Super Red yang cukup langka bisa dijumpai di kolam indukan. Indukan terbanyak adalah jenis silver yang jumlahya puluhan bahkan mungkin ratusan yang tersebar dibeberapa kolam. Selain meninjau panen ikan Arwana di Blendangan, Tegaltirto, Sultan dan rombongan juga meninjau panen udang galah di Kadipolo, Sedangtirto, Berbah. Disini, Sultan berharap petani ikan udang memperhatikan pembibitan. "Selama ini, untuk bibit udang selalu mengambil dari luar daerah. Makanya akan lebih bagus jika kita usahakan lahan yang khusus untuk pembibitan," ungkap Sultan TRIBUNJOGJA.COM, SELMAN- Banjir di Sungai Kuning yang berhulu di Gunung Merapi menyebabkan budi daya ikan arwana dan koi di Dusun Blendangan, Desa Tegaltirto, Kecamatan Berbah, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, terganggu. "Akibat banjir dari sungai berhulu Gunung Merapi beberapa waktu terakhir ini mengakibatkan penurunan kualitas air sungai akibat tercemar material vulkanik," kata Ketua Kelompok Sentra Budi Daya Arwana Mina Karya Santoso, Rabu (30/11/2011). Menurut dia, penurunan kualitas air tersebut mengakibatkan sejumlah induk arwana dan koi mati sehingga menganggu pembenihan ikan. "Kerugian mencapai puluhan juta rupiah, padahal memasuki musim panen ini permintaan benih khusunya ekspor benih ke China cukup tinggi hingga mencapai 15 ribu ekor per bulan," katanya. Ia mengatakan, tercemarnya air Sungai Kuning yang merupakan pemasok air utama untuk budidaya ikan arwana ini sangat mempengaruhi kualitas benih atau anakan yang dihasilkan. "Produksi benih menjadi kurang optimal, sementara untuk memenuhi tingginya permintaan dari luar negeri diantaranya Cina dan Singapura serta pasar lokal kami masih kewalahan," katanya. Santosa mengatakan, jumlah induk arwana yang dibudidayakan di sentra budidaya, saat ini mencapai 2.800 ekor dengan produksi benih tiap bulan mampu menghasilkan 8.000 hingga 9.000 ekor. "Dari 14 kolam beberapa diantaranya memanfaatkan air sungai untuk mengairi kolam budidaya. Untuk mengantisipasi kerugian akibat kematian induk dilakukan dengan menutup sementara saluran air dari Sungai Kuning yang mengarah ke kolam terutama saat terjadi banjir," katanya. Ia mengatakan, untuk mempertahankan produksi agar tetap optimal akan dilakukan dengan penambahan kolam dan menambah populasi indukan.(*)

penyuluhan 3

Home > Bimbingan Konseling > Pengertian Bimbingan dan Penyuluhan Pengertian Bimbingan dan Penyuluhan Bimbingan dan penyuluhan merupakan terjemahan dari istilah “guidance” yang berarti bimbingan dan “Counseling” yang berarti penyuluhan (Walgito, 1995 : 1). Sesuai dengan istilahnyam, maka bimbingan dapat diartikan secara umum sebagai suatu bantuan atau pertolongan, namun tidak setiap bantuan atau pertolongan dapat diartikan sebagaiu bimbingan. Bentuk bimbingan yang dimaksud membutuhkan syarat-syarat tertentu. Untuk dapat memperoleh pengertian yang lebih jelas di bawah ini penulis akan mengemukakan beberapa pengertian dari beberapa ahli sebagai berikut : Menurut Smith (1999:94) mengatakan bahwa “bimbingan adalah proses layanan yang diberikan kepada individu guna membantu mereka memperolaeh pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan dalam membuat pilihan-pilihan, rencana-rencana dan interpretasi yang diperlukan untuk menyesuaikan diri dengan baik”. Adapun maksud bimbingan di atas adalah suatu proses pemberian layanan dan bimbingan sehingga mereka mempu membuat pilihan dan rencana dalam arti mampu membuat dan menentukan kebijakan,arah dan tujuan hidup mereka dan merefeksikannya dalam bentuk tindakan atau perbuatan dalam kehidupan sehari-hari mampu menyesuaikan diri dengan linkungannya secara efektif. Sedangkan menurut Surya (1995:2) mengatakan bahwa bimbingan adalah “Proses pemberian bantuan yang terus menerus dan sistematis, dari konselor kepada klien sehingga tercapai kemandirian dalam pemahaman diri, dan penerimaam diri, pengarahan diri dan perwujudan diri dalam mencapai tingkat perkembangan yang optimal”. Jadi bantuan yang diberikan hendaknya dilakukan secara terus menerus sebab proses pendidikan pada manusia berlangsung seumur hidup. Dari beberapa pendapat di atas dapat dipahami bahwa bimbingan adalah proses pemberian bantuan (arahan) yang diberiakn oleh konselor kepada kliennya baik secara individu maupun secara kelompok baik anak-anak, remaja dan orang dewasa dan dilakukan secara sadar, terencana dan sistimatis sehingga mereka dapat mengembangkan kemampuan dirinya dan mandiri, memperoleh pengetahuan dan keterampilan dan bisa memilih keputusan dalam menentukan arah dan tujuan hidupnya, memahami dan mengenal dirinya serta mampu beradaptasi dengan lingkungan hidupnya secara baik berdasarkan norma-norma yang berlaku di masyarakat. Sedangkan pengertian penyuluhan berasal dari bahasa Inggris yaitu counseling yang berarti perkembangan, pemberian nasehat, penyuluhan penerangan atau informal (Abu Ahmadi, 1991 : 21). Menurut Jones (2001:20) Mengatakan bahwa penyuluhan adalah “membicarakan masalah orang lain dan biasanya orang yang diajak bicara memiliki pengalaman, pemgertian dan kemampuan yang tidak dimiliki orang yang ingin membicarakan permasalahannya dengan oranglain yang sedang dihadapinnya”. Sedangkan menurut James F. Adams dalam Jumhur (1986 : 29) bahwa penyuluhan adalah penilaian timbal balik antara 2 individu dimana yang seorang membantu yang lain supaya ia dapat lebih baik memahami dirinya itu dan pada waktu yang akan datang. Dari beberapa uraian di atas dapat disimpulkan bahwa penyuluhan adalah merupakan suatu aktifitas wawancara yang dilakukan oleh seorang ahli kepada individu yang sedang mengalami suatu masalah dalam rangka untuk membicarakan dan memecahkan masalah yang sedang dihadapi dan memberikan bantuan kepada mereka, sehingga pada akhirnya bermuara pada teratasi masalah yang dihadapi oleh klien dan dapat beradaptasi dengan baik dan efektif dengan lingkungan hidupnya. Tujuan Bimbingan dan Penyuluhan Secara umum tujuan bimbingan dan penyuluhan keseluruhan program pendidikan disekolah adalah untuk membantu peserta didik untuk mencapai tahap perkembangan yang optimal baik secara akademis, psikologis, maupun sosial. (Rohani, 199:4). Sedangkan menurut Anur Rahim (2001:35) mengatakan bahwa tujuan bimbingan dan penyuluhan secara garis besar adalah membantu individu mewujudkan dirinya sebagai manusia seutuhnya agar mencapai kebahagiaan hidup dunia dan akhirant. Secara akademis bimbingan dan penyuluhan bertujuan agar peserta didik memperolerh kesesuaian dan keseimbangan (keproposionalan) antara kemampuan akdemis denga jurusan atau program studi yang dipilihnya sehingga apa yang diinginkan dapat tercapai. Sedangkan secara psikologis bimbingan dan penyuluhan bertujuan agar peserta didik mencapai tahap perkembangan yang di tandai dengan sikap adannya kematangan dan kemandirian baik dalam siakap, mengambil keputusan maupun dalam menentukan arah dan tujuan hidupnya. Demikian pula secara sosial bimbingan dan penyuluhan bertujuan agar peserta didik dapat menyesuaikan diri atau beradaptasi dengan lingkungannya dan memiliki keterampilan hidup (life skill) yang memadai. Sehingga tercapai kemandirian dan kesejahteraan hidup pribadi baik lahir maupun batin. Secara operasional tujuan layanan bimbingan dan penyuluhan di sekolah adalah sebagai berikut : • Membantu perkembangan individu. • Mencegah munculnya masalah siswa. • Membantu mengatasi masalah siswa, memperbaiki diri dari gangguan psikologis (Tantowi 1995:39). Dari beberapa uraian di atas dapt dipahami bahwa tujuan bimbingan dan penyuluhan untuk membantu kelangsungan perkembangan individu (siswa) dan mencegah timbulnya masalah yang menghambat perkembangan siswa. Selain itu juga untuk memperbaiki kebiasaan buruk serta sifat tidak terpuji pada diri anak didik. Jadi dapat disimpulkan bahwa tujuan bimbingan dan penyuluhan pada intinya adalah lebih dititik beratkan pada bantuan psikologis dengan tujuan untuk memperbaiki dan membenarkan kebiasaan atau prilaku yang tidak terpuji dalam mewujudkan kebahagian hidup di dunia dan akhirat. 1. Tujuan pelayanan dan penyuluhan bagi siswa yaitu : a. Dalam aspek tugas, perkembangan pribadi sosial layanan bimbingan dan penyuluhan bertujuan membantu siswa agar: • Memiliki kesadaran diri yaitu menggambarkan penampilan dan mengenal kekhususan yang ada pada dirinya • Dapat menggambarkan sikap positif, seperti menggambarkan orang-orang yang mereka senangi • Membantu pilihan secara sehat • Mampu menghargai orang lain • Memiliki rasa tanggung jawab • Mengembangkan keterampilan hubungan antar pribadi • Dapat menyelesaikan konflik • Dapat membantu keputusan secara efektif b. Dalam asek tugas perkembangan karier layanan bimbingan dan penyuluhan membnatu siswa agar : • Mampu membentuk identitas karier dengan cara mengenali ciri-ciri pekerjaan di dalam lingkungan kerja • Mampu merencanakan masa depan • Dapat membentuk pola-pola karier, yaitu kecenderungan arah karier • Mengenal keterampilan, kemampuan dan minat c. Dalam aspek perkembangan belajar, layanan bimbingan dan penyuluhan membantu siswa agar: • Dapat melaksanakan keterampilan atau teknik belajar secara efektif • Dapat menetapkan tujuan dan perencanaan pendidikan • Mampu belajar secara efektif • Memiliki kemampuan dalam menghadapi evaluasi atau ujian 2. Tujuan layanan bimbingan penyuluhan pendidikan untuk menemukan kebutuhan-kebutuhan seluruh murid: • Membantu dalam memperoleh usaha pendidikan untuk menemukan kebutuhan-kebutuhan seluruh murid • Membantu dalam memperoleh usaha memahami perbedaan individual dan individualisme pengajaran dalam mencapai penyusunan antara keunikan individu dengan pendidikan. • Merangsang dan mendorong penggunaan teknik oleh guru seluruh staf • Membantu dalam mengenal pentingya keterlibatan diri dalam keseluruhan program pendidikan. • Membantu guru dengan hubungannya dengan murid-murid (Djumhur, 1998 : 31). Demikian uraian tentang tujuan pelayanan bimbingan dan penyuluhan bagi siswa dan guru di sekolah, berhasil tidaknya bimbingan dan penyuluhan atau para staf lainnya. Teknik-teknik Bimbingan dan Penyuluhan Teknik merupakan suatu cara yang tidak dilakukan oleh guru bimbingan dan penyuluhan dalam mengatasi kesulitan belajar yang dihadapi, oleh karena itu dalam melaksanakan bimbingan dan penyuluhan belajar di sekolah harus menggunakan teknik yang tepat, agar kegiatan belajar mengajar berlangsung efektif dan efisien. Adapun teknik yang digunakan dalam bimbingan dan penyuluhan antara lain teknik tes dan teknik non tes. Teknik tes melengkapi teknik non tes. Yang di maksud adalah serangkaian pengumpulan data siswa dengan mengguanakan tes standar misalnya, tes intelejensi, tes bakat, tes minat, kreativitas dan lain sebagainya (Musari, 2001: 69). Sedangkan menurut Shetzer (20001 : 69) menyebutkan teknik non tes meliputi observasi, anecdotal, recod, skala penilaian, catatan comulatif, teknik sosiometrik, dan studi kasus, pendekatan pelayanan bimbingan dan penyuluhan merupakan salah satu bentuk teknik layanan dalam bimbingan dan penyuluhan. Adapum cara khusus dalam melayani klien sesuai dengan kebutuhan dalam bimbingan dan penyuluhan dibagi dalam empat teknik. Yaitu secara penyuluhan individu, bimbingan penyuluhan kelompok, bimbingan lapangan dan bimbingan klasikal. a. Bimbingan kelompok Bimbingan kelompok merupakan salah satu cara dalam melaksanakan kegiatan layanan bimbingan dan penyuluhan untuk membantu memechkan masalah klien. Segala permaslahan kelompok akan di bawa ke kelompok lain untuk dipecahkan secar bersama-sama, dengan mengarah kepada permaslahan yang ada pada diri klien (Musari, 2001:72) Menurut Korhin (2001:72) menemukan bahwa masalah klinis (kelompok) adalah masalah yang lebih bersifat hubungan antara pribadi sosial. Dengan demikian kelompok mejadi lebih bermanfaat dalam melayani klinis (bimbingan kelompok) atau masalah pribadi. dari kedua uraian di atas dapat disimpulkan bahwa bimbingan kelompok adalah bimbingan yang di berikan kepada klien secara berkelompok dimana setiap masalah yang dihadapi di kekelompok dan dibahas secara bersama-sama. b. Penyuluhan individu Penyuluhan individu ini merupakan salah satu cara pemberian bantuan secara perorangan dan pelaksanaanya dilakukan dengan cara face to face atau tatap muka langsung dengan klien. Cara ini mengungkapkan berbagai masalah yang sangat kompleks (mendalam) pada diri klien atau masalah klien yang sangat sulit terungkap di luar bimbingan dan penyuluhan. Selain itu juga dapat disimpulkan bahwa penyuluhan individu merupakan bantuan yang di berikan secara berhadapan langsung dengan klien atau secara perorangan. Secara umum dalam wawancara konseling dikenal 3 teknik pendekatan yaitu directive counseling non directive counseling efective counseling (Ketut Sukardi, 1983 : 107) 1. Directive Counseling (Teknik Langsung) Directive Counseling adalah teknik konseling dimana yang paling berperan dalam konselor, konselor berusaha mengarahkan klien sesuai dengan masalahnya” (Sukardi, 1983 : 108). Dengan teknik pendekatan ini dalam proses konseling dimana yang paling berperan adalah konselor, dalam hal ini konselor lebih banyak mengambil inisiatif dalam proses konseling sehingga klien tinggal menerima apa yang dikemukakan oleh konselor. 2. Non directive counseling (Teknik Tidak Langsung) “Teknik non Directive Counseling merupakan kebalikan dari teknik directive counseling karena memegang peranan penting dalam teknik ini adalah klien atau orang yang punya masalah bukan konselor” (Sukardi, 1983 : 110). Oleh karena itu dalam proses konseling ini aktivitas sebagian besar diletakkan di pundak klien itu sendiri, dalam memecahkan masalahnya, maka klien itu sendiri didorong oleh konselor untuk mencari dan menermukan cara atau teknik yang terbaik dalam memecahkan masalah. 3. Efective counseling (Campuran) Teknik ini merupakan campuran dari kedua teknik di atas. Dengan demikian dalam teknik campuran ini seorang konselor menggunakan pendekatan atau merupakan penggabungan unsur-unsur teknik langsung maupun tidak langsung. c. Bimbingan lapangan Bimbingan lapangan adalah bantuan yang diberikan kepada peserta didik apabila melakukan kegiatan di luar kelas atau diluar ruangan dalam rangka untuk mengakses obyek-obyek tertentu yang menjadi isi layanan (Prayitno, 2004:9) Adapun maksud bimbingan lapangan dalam upaya mengakses obyek tertentu disini adalah menerima atau mendapatkan suasana baru diluar kelas yang menjadi isi layanan. Jadi dari uraian ini dapat disimpulkan bahwa bimbingan lapangan pada dasarnya adalah untuk membantu siswa memperoleh pengalaman dari pegetahuan baru di luar kelas. d. Bimbingan klasikal Bimbingan klasikal adalah bantuan yang dibrikan kepada siswa yang pelaksanaanya dilakukan didalam kelas (Prayitno, 2004:9). Adapun obyek yang dibahas dalam kelas ini seperti contoh, gambar, tampilan vidio dan lain sebagainya yang kemudian didiskusikan dan dicermati dengan baik. Jadi bimbingan klasikal merupakan bantuan yang diberiakan di dalam kelas berupa kegiatan yang kemudian di bahas secara terbuka dan bebas oleh semua peserta yang ada di dalam kelas tersebut. Jadi dapat disimpulkan bahwa bimbingan klasikal merupakan bimbingan yang diberikan di dalam kelas dalam bentuk diskusi (bertukan pikiran) untuk mendapat pengalaman dan pengetahuan. Inilah sebagian kecil strategi atau cara-cara dalam memberiakan bantuan dan layanan dalam bimbingan dan layanan dalam bimbingan dan penyuluhan.

penyuluhan 2

PERANAN PENYULUHAN PERTANIAN DALAM PEMBANGUNAN SUMBERDAYA MANUSIA PERTANIAN Posted by Perhiptani Kab.Mukomuko 00:56, under ARTIKEL | No comments PENDAHULUAN Banyaknya jumlah penduduk Indonesia yang menggantungkan hidupnya dari sektor pertanian menunjukkan demikian besar peranan sektor pertanian dalam menopang perekonomian dan memiliki implikasi penting dalam pembangunan ekonomi ke depan.Untuk membangun pertanian dibutuhkan SDM yang berkualitas. Lebih dari itu, tersedianya SDM yang berkualitas merupakan modal utama bagi daerah untuk menjadi pelaku (aktor), penggerak pembangunan di daerah. Karena itu untuk membangun pertanian, kita harus membangun sumber daya manusianya. SDM yang perlu dibangun di antaranya adalah SDM masyarakat pertanian (petani-nelayan, pengusaha pertanian dan pedagang pertanian), agar kemampuan dan kompetensi kerja masyarakat pertanian dapat meningkat, karena merekalah yang langsung melaksanakan segala kegiatan usaha pertanian di lahan usahanya. Hal ini hanya dapat dibangun melalui proses belajar dan mengajar dengan mengembangkan sistem pendidikan non formal di luar sekolah secara efektif dan efisien di antaranya adalah melalui penyuluhan pertanian.Melalui penyuluhan pertanian, masyarakat pertanian dibekali dengan ilmu, pengetahuan, keterampilan, pengenalan paket teknologi dan inovasi baru di bidang pertanian dengan sapta usahanya, penanaman nilai-nilai atau prinsip agribisnis, mengkreasi sumber daya manusia dengan konsep dasar filosofi rajin, kooperatif, inovatif, kreatif dan sebagainya. Yang lebih penting lagi adalah mengubah sikap dan perilaku masyarakat pertanian agar mereka tahu dan mau menerapkan informasi anjuran yang dibawa dan disampaikan oleh penyuluh pertanian. DINAMIKA PENYELENGGARAAN PENYULUHAN Kegiatan penyuluhan pertanian di Indonesia dilaksanakan oleh Departemen Pertanian resmi dimulai 1 Januari, 1905. Di daerah, tugas tersebut dilaksanakan oleh Pangereh Praja atas perintah kepada petani. Pada tahun 1921, kegiatan penyuluhan dilaksanakan oleh Dinas Penyuluhan Pertanian, dalam bidang tanaman pangan dan perkebunan, disamping perkereditan (Abbas 1995). Gerakan penyuluhan pertanian di Indonesia, diprakarsai oleh pemerintah, berbeda dengan gerakan penyuluhan di Inggris dan Amerika yang diprakarsai oleh masyarakat. Sejak awal, kegiatan penyuluhan pertanian di Indonesia, diposisikan sebagai instrumen untuk mensukseskan program-program pemerintah. Periode (1945-1959), penyuluhan diintegrasikan dengan Rencana Kesejahteraan Istimewa (RKI). Penyuluhan pertanian dicirikan oleh pendirian Balai Pendidikan Masyarakat Desa (BPMD). Kegiatannya mendidik masyarakat desa dengan menggunakan sistem penyuluhan tetesan minyak. Periode (1959-1963) penyuluhan pertanian dengan sistem tetesan minyak, yang dicirikan oleh meningkatkan partisipasi petani secara sukarela, diubah menjadi gerakan massa. Penyuluhan diintegrasikan dengan gerakan swasembada beras. Permasalahan kekurangan pangan yang menonjol dalam periode ini, dipecahkan dengan penyebar luasan penggunaan teknologi, melalui kegiatan penyuluhan pertanian. Periode (1966-1986) merupakan periode keemasan. Periode sebelum tahun 1986 menempatkan penyuluhan pertanian dalam koordinasi Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) dengan pendekatan sistem Latihan dan Kunjungan (LAKU). Kegiatan penyuluhan cukup efektif dengan pendekatan pola pembangunan yang sentralistis. Hal ini dilihat dari tercapainya swasembada beras pada tahun 1984. Hal ini dianggap puncak prestasi penyuluhan pertanian di Indonesia (Vitayala at al. 1998). Dari tahun 1984 hingga tahun 1991 penyuluh pertanian dikelola oleh Sekretariat Badan Pengendali BIMAS, untuk mempermudah mobilisasi Penyuluh Pertanian dalam pencapaian sasaran intensifikasi dengan pendekatan sistem kerja LAKU. Selama periode ini penyuluhan pertanian dipergunakan sebagai instrumen untuk memecahkan masalah kelangkaan pangan khususnya beras. Dalam periode ini telah muncul gejala-gejala krisis penyuluhan pertanian di Indonesia Periode (1991-2000) dikeluarkan Surat Keputusan Bersama Mendagri dan Mentan Nomor: 539/kpts/LP.120/7/1991 dan Nomor: 65 Tahun 1991 tentang Pedoman Penyelenggaraan Penyuluhan Pertanian di daerah, yang menyerahkan urusan penyuluhan pertanian kepada pemerintah daerah. Pada periode ini kondisi penyuluhan pertanian semakin parah. Dinamika penyuluhan pertanian menurun drastis, loyo, kekurangan gairah (Vitayala et al. 1998). Puspadi (2002) menemukan penyelenggaraan penyuluhan pertanian di Indonesia dalam keadaan krisis kelembagaan, legitimasi, anggaran sehingga efektivitas dan kepuasan petani terhadap kegiatan penyuluhan pertanian cenderung rendah dan sangat rendah. TUJUAN DAN PERANAN PENYULUH DALAM PEMBANGUNAN SDM Tujuan penyuluhan pertanian adalah dalam rangka menghasilkan SDM pelaku pembangunan pertanian yang kompeten sehingga mampu mengembangkan usaha pertanian yang tangguh, bertani lebih baik (better farming), berusaha tani lebih menguntungkan (better bussines), hidup lebih sejahtera (better living) dan lingkungan lebih sehat. Penyuluhan pertanian dituntut agar mampu menggerakkan masyarakat, memberdayakan petani-nelayan, pengusaha pertanian dan pedagang pertanian, serta mendampingi petani untuk: (1) Membantu menganalisis situasi-situasi yang sedang mereka hadapi dan melakukan perkiraan ke depan (2) Membantu mereka menemukan masalah (3) Membantu mereka memperoleh pengetahuan/informasi guna memecahkan masalah (4) Membantu mereka mengambil keputusan, dan (5) Membantu mereka menghitung besarnya risiko atas keputusan yang diambilnya. Keberhasilan penyuluhan pertanian dapat dilihat dengan indikator banyaknya petani, pengusaha pertanian dan pedagang pertanian yang mampu mengelola dan menggerakkan usahanya secara mandiri, ketahanan pangan yang tangguh, tumbuhnya usaha pertanian skala rumah tangga sampai menengah berbasis komoditi unggulan di desa. Selanjutnya usaha tersebut diharapkan dapat berkembang mencapai skala ekonomis. Semua itu berkorelasi pada keberhasilan perbaikan ekonomi masyarakat, peningkatan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat, lebih dari itu akan bermuara pada peningkatan pendapatan daerah. Ke depan arah pembangunan, menuju pada industrialisasi di bidang pertanian melalui pengembangan agribisnis yang berkelanjutan dan berwawasan lingkungan. Hal ini akan bisa diwujudkan dengan lebih dahulu menciptakan sumberdaya manusia yang berkualitas, terutama masyarakat pertanian, sehingga kesinambungan dan ketangguhan petani dalam pembangunan pertanian bukan saja diukur dari kemampuan petani dalam memanage usahanya sendiri, tetapi juga ketangguhan dan kemampuan petani dalam mengelola sumberdaya alam secara rasional dan efisien, berpengetahuan, terampil, cakap dalam membaca peluang pasar dan mampu menyesuaikan diri terhadap perubahan dunia khususnya perubahan dalam pembangunan pertanian. Di sinilah pentingnya penyuluhan pertanian untuk membangun dan menghasilkan SDM yang berkualitas. Upaya mencapai itu semua diperlukan penyelenggaraan penyuluhan pertanian yang baik, selanjutnya dibutuhkan kelembagaan, ketenagaan yang kompeten, mekanisme dan tata kerja yang jelas termasuk supervisi, monitoring dan evaluasi yang efektif dan pembiayaan yang memadai. UU No. 16 Tahun 2006 tentang Sistem Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (SP3K) sebagai wujud revitalisasi penyuluhan pertanian, telah mengatur penyelenggaraan penyuluhan yang baik. Untuk implementasi UU SP3K tersebut menghendaki kearifan lokal dari otonomi daerah. Ke depan peran penyuluhan pertanian diposisikan pada posisi yang strategis di mana kelembagaan penyuluhan pertanian berada dan dapat berhubungan langsung dengan bupati, sehingga penyelenggaraan penyuluhan pertanian betul-betul terkoordinir dan bisa berjalan efektif dan efisien. Semangat usaha yang cenderung menurun akibat dihadapkan pada nilai jual produk yang belum menguntungkan, dan choise dengan produk komoditi usaha tani yang lain yang lebih menguntungkan. Untuk membangun itu semua, penyuluhan pertanian memegang peranan yang cukup strategis. Agar penyuluhan pertanian dapat berjalan efektif dan efisien, UU No. 16 Tahun 2006 tentang Sistem Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (SP3K) yang mengatur penyelenggaraan penyuluhan, hendaknya dapat diimplementasikan, tentunya menghendaki adanya kearifan lokal dari otonomi daerah. Namun hal yang cukup fundamental, mentalitas petani sebagai pelaku usaha tani padi perlu diperhatikan. Semangat usaha yang cenderung menurun akibat dihadapkan pada nilai jual produk yang belum menguntungkan, dan choise dengan produk komoditi usaha tani lain yang lebih menguntungkan. Karena itu petani perlu mendapatkan inspirasi yang selalu up to date agar tumbuh motivasi dan gairah usaha dengan konsistensi dan komitmen yang tinggi untuk maju demi peningkatan kualitas SDM pertanian di Indonesia. FUNGSI, TUGAS PENYULUHAN DALAM PEMBANGUNAN PERTANIAN KE DEPAN Mewujudkan tujuan pembangunan pertanian memerlukan tiga fungsi yaitu fungsi pengaturan dan pelayanan oleh Dinas, fungsi penyuluhan serta fungsi penelitian. Ketiga fungsi tersebut kedudukannya sepadan dalam melaksanakan pembangunan pertanian. Pertanian di Indonesia, B dicirikan oleh penguasaan lahan relatif sempit, sumber daya petaninya relatif rendah dan beban sektor pertanian dalam menunjang perekonomian relatif berat sehingga permasalahan pembangunan pertanian menjadi semakin kompleks.Fakta empiris di negara-negara maju menunjukkan tingkat kesejahteraan suatu masyarakat sangat ditentukan oleh modal manusia, sosial dari pada modal sumber daya alam. Dalam mewujudkan tujuan pembangunan pertanian untuk meningkatkan kesejahteraan petani maka kedudukan fungsi penyuluhan pertanian sangat strategis karena perannya dalam meningkatkan modal manusia pertanian dan modal sosial. Dalam era revolusi triple”T” yaitu telekomunikasi, transportasi, dan tourisme yang terus berjalan, berdampak pada perubahan perilaku masyarakat pedesaan. Puspadi (2002) menemukan munculnya gejala-gejala perubahan budaya dan perilaku para petani. Gejala Perubahan budaya dan perilaku petani 1. Dari Ke arah 2. Menerima dan mengimplementasikan ideologi ” fundamentalisme agraris” Mempertanyakan ideologi ” fundamentalisme agraris” dan menuntut simbul-simbul kehidupan perkotaan dan orang kota 3. Sistem nilai absolut relatif kuat Munculnya sistem nilai relatif 4. Menerima kebijakan-kebijakan pembangunan pertanian tanpa syarat Mengkritisi secara rasional dan komersial kebijakan-kebijakan pembangunan pertanian 5. Otoritas pengambilan keputusan individu dalam usaha tani relatif rendah Otoritas pengambilan keputusan individu dalam usaha tani relatif kuat 6. Relatif sebagai konsumen teknologi dan informasi pertanian Relatif sebagai produsen teknologi dan informasi pertanian 7. Perencanaan usaha tani relatif dipengaruhi musim Perencanaan usaha tani relatif dipengaruhi pasar 8. Penerima perencanaan usaha tani Perencana, pensintesa dan pemecah masalah 9. Keputusan usaha tani dipengaruhi oleh pengamanan tingkat subsistensi Keputusan usaha tani dipengaruhi oleh tingkat keuntungan dan kecepatan memberikan pendapatan KESIMPULAN DAN SARAN Beberapa kelemahan teknologi pertanian salah satunya adalah meredupnya peran penyuluh pertanian. Penyuluh Pertanian sebagai suatu proses belajar yang secara formal fleksibel diyakini merupakan pembelajaran yang tepat dalam rangka meningkatkan kualitas SDM pertanian di Indonesia, terutama dalam mengadopsi teknologi usha tani. Penyuluh Pertanian pernah berhasil ketika dimulai Program Bimbingan Massal (BIMAS) dengan memasyarakatkan teknologi intensifikasi petanian yang mencapai puncaknya pada 1994 ketika kita berswasembada beras. Keberhasilan tersebut merupakan prestasi tertinggi dunia penyuluhan di indonesia. Kini setelah dua dekade petani kita masih miskin, gurem dan jauh dari sejahtera.Dari kondisi ini sudah sepatutnya muncul semangat bahwa upaya penyuluhan pertanian juga dapat mengubah wajah SDM pertanian di Indonesia saat ini dan kedepan. Karena itu, slah satu kuncinya adalah harus terjadi revolusi dalam dunis peyuluhan di Indonesia. Para Penyuluh Pertanian masa depan harus mampu mengantisipasi perubahan IPTEK pertanian, dengan kapasitas dan kapabilitas memadai. Maka proses transfer pengetahuan dan keterampilan materi penyuluhan (komunikasi penyuluhan) dapat diselenggarakan denagn lebih baik. Dengan demikian, penyuluh dapat membuat materi yang selalu baru dan pragmatis. DAFTAR PUSTAKA Departemen Pertanian. 2008. Pedoman Umum Pelaksanaan Penyuluhan. Jakarta. Pusbangluhtan,Departemen Pertanian . Hadiat,Aat. 2004. Dinamika Penyuluh Pertanian . Bandung Jurnal Pertanian Ruswandi, Agus. Rustiadi, Ernan. Mudjikdjo, Kuswardhono.2007. Dampak Konversi Lahan Pertanian Terhadap Kesejahteraan Petani Dan Perkembangan Wilayah : Studi Kasus di Daerah Bandung Utara . Jurnal Agro Ekonomi, Vol 25, No 2, 207 – 219. Tohir Winarno,1997. Modernisasi Sistem Agribisnis Menuju Visi 2030 . Tani Merdeka Vol IV Tahun 2007. Djafar Onny Hafsah,. Perembpuan dalam Pembanguan Pertanian . Tani Merdeka Vol VI Tahun 2008.

penyuluhan

PENGERTIAN, TUJUAN DAN PRINSIP METODE PENYULUHAN PERTANIAN 01:05 Penyuluh Perikanan 3 comments A. Pengertian Renungkanlah, arti penyuluhan pertanian; dan sehubungan dengan ituapakah yang Anda ketahui tentang tujuan dan prinsip metoda penyuluhanpertanian?Penyuluhan pertanian adalah sistem pendidikan di luar sekolah (non formal), bagi petani dan keluarganya agar berubah perilakunya untuk bertani lebihbaik (better farming), berusahatani lebih menguntungkan (better bussines), hiduplebih sejahtera ( better living ), dan bermasyarakat lebih baik (better community )serta menjaga kelestarian lingkungannya (better environment ). Dengan pencanangan Revitalisasi Pertanian, Perikanan dan Kehutananpada tanggal 11 Juni 2005 oleh Presiden RI, menyebabkan terjadinya perubahanpengertian penyuluhan pertanian. Menurut Undang-undang Nomor 16 Tahun 2006tentang Sistem Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (UU SP3K), artipenyuluhan pertanian adalah proses pembelajaran bagi pelaku utama serta pelakuusaha agar mereka mau dan mampu menolong dan mengorganisasikan dirinyadalam mengakses informasi pasar, teknologi, permodalan, dan sumber dayalainnya, sebagai upaya untuk meningkatkan produktivitas, efisiensi usaha,pendapatan dan kesejahteraannya serta meningkatkan kesadaran dalampelestarian fungsi lingkungan hidup.Metode penyuluhan pertanian dapat diartikan sebagai cara atau teknikpenyampaian materi penyuluhan oleh para penyuluh kepada para petani besertakeluarganya baik secara langsung maupun tidak langsung, agar mereka tahu, maudan mampu menerapkan inovasi (teknologi baru). Sedangkan teknik penyuluhanpertanian dapat didefinisikan sebagai keputusan – keputusan yang dibuatoleh sumberatau penyuluh dalam memilih serta menata simbul dan isipesan menentukan pilihan cara dan frekuensi penyampaian pesan sertamenentukan bentuk penyajian pesan. B. Tujuan Pemilihan Metode Penyuluhan Pertanian Penggunaan panca indera tidak terlepas dari suatu proses belajar mengajarseseorang karena panca indera tersebut selalu terlibat di dalamnya. Hal in dinyatakan oleh Socony Vacum Oil Co. Yang di dalam penelitiannya memperolehhasil sebagai berikut: 1% melalui indera pengecap, 1,5% melalui indera peraba,3% melalui indera pencium, 11% melalui indera pendengar dan 83% melalui indera penglihat. Dalam mempelajari sesuatu, seseorang akan mengalami suatu prosesuntuk mengambil suatu keputusan yang berlangsung secara bertahap melaluiserangkaian pengalaman mental fisikologis sebagai berikut: 1. Tahap sadar yaitu sasaran mulai sadar tentang adanya inovasi yangditawarkan oleh penyuluh 2. Tahap minta yaitu tumbuhnya minat yang seringkali ditandai oleh keinginanuntuk bertanya atau untuk mengetahui lebih banyak tentang segala sesuatuyang berkaitan dengan inovasi yang ditawarkan oleh penyuluh. 3. Tahap menilai yaitu penilaian terhadap baik/buruk atau manfaat inovasi yangtelah diketahui informasinya secara lebih lengkap. 4. Tahap mencoba yaitu tahap dimana sasaran mulai mencoba dalam skala keciluntuk lebih meyakinkan penilaiannya, sebelum menerapkan untuk skala yanglebih luas. 5. Tahap menerapkan yaitu sasaran dengan penuh keyakinan berdasarkanpenilaian dan uji coba yang telah dilakukan/diamati sendiri. Jadi tujuan pemilihan metode penyuluhan adalah: 1) agar penyuluhpertanian dapat menetapkan suatu metode atau kombinasi beberapa metode yangtepat dan berhasil guna, 2) agar kegiatan penyuluhan pertanian yang dilaksanakanuntuk menimbulkan perubahan yang dikehendaki yaitu perubahan perilaku petanidan anggota keluarganya dapat berdayaguna dan berhasilguna. C. Prinsip-prinsip Metode Penyuluhan Pertanian Prinsip merupakan suatu pernyataan mengenai kebijaksanaan yangdijadikan sebagai pedoman dalam pengambilan keputusan dan dilaksanakansecara konsisten. Dalam kegiatan penyuluhan, prinsip menurut Leagans (1961)menilai bahwa setiap penyuluh dalam melaksanakan kegiatannya harus berpegang teguh pada prinsip-prinsip yang sudah disepakati agar dapatmelakukan pekerjaannya dengan baik. Mardikanto (1999) menyatakan bahwa merujuk pada pemahaman penyuluhanpertanian sebagai proses pembelajaran, maka prinsip-prinsip dalam penyuluhanpertanian sebagai berikut: 1. Mengerjakan; artinya kegiatan penyuluhan harus sebanyak mungkinmelibatkan masyarakat untuk menerapkan sesuatu. 2. Akibat; artinya kegiatan pertanian harus memberikan dampak yang memberipengaruh baik. 3. Asosiasi; artinya kegiatan penyuluhan harus saling terkait dengan kegiatanlainnya. Misalnya apabila seorang petani berjalan di sawahnya kemudianmelihat tanaman padinya terserang hama, maka ia akan berupaya untukmelakukan tindakan pengendalian. Lebih lanjut Dahama dan Bhatnagar dalam Mardikanto (1999)mengemukakan bahwa yang mencakup prinsip-prinsip penyuluhan pertanian: 1. Minat dan kebutuhan; artinya penyuluhan akan efektif jika selalu mengacukepada minat dan kebutuhan masyarakat, utamanya masyarakat tani. 2. Organisasi masyarakat bawah; artinya penyuluhan akan efektif jika mampumelibatkan organisasi masyarakat bawah dari setiap keluarga petani. 3. Keraguan budaya; artinya penyuluhan harus memperhatikan adanyakeragaman budaya. 4. Perubahan budaya; artinya setiap penyuluhan akan mengakibatkanperubahan budaya. 5. Kerjasama dan partisipasi; artinya penyuluhan hanya akan efektif jikamenggerakkan partisipasi masyarakat untuk selalu bekerjasama dalammelaksanakan program-program penyuluhan yang telah dicanangkan. 6. Demokrasi dalam penerapan ilmu; artinya dalam penyuluhan harus selalumemberikan kesempatan kepada masyarakat untuk menawar setiap alternatif. 7. Belajar sambil bekerja; artinya dalam kegiatan penyuluhan pertanian harusdiupayakan agar masyarakat dapat belajar sambil berbuat, atau belajar daripengalaman tentang segala sesuatu yang ia kerjakan. 8. Penggunaan metode yang sesuai; artinya penyuluhan harus dilakukandengan penerapan metode yang selalu disesuaikan dengan kondisilingkungan fisik, kemampuan ekonomi, dan nilai sosial budaya. 9. Kepemimpinan; artinya penyuluh tidak melakukan kegiatan yang hanyabertujuan untuk kepauasan sendiri, tetapi harus mampu mengembangkankepemimpinan. 10. Spesialis yang terlatih; artinya penyuluh harus benar-benar orang yang telahmengikuti latihan khusus tentang segala sesuatu yang sesuai denganfungsinya sebagai penyuluh 11. Segenap keluarga; artinya penyuluh harus memperhatikan keluarga sebagaisatu kesatuan dari unit sosial. Selanjutnya, Mardikanto (2006) mengemukakan bahwa prinsip-prinsipdalam metode penyuluhan pertanian, meliputi: 1. Upaya Pengembangan untuk berpikir kreatif:Prinsip ini dimaksudkan bahwa melalui penyuluhan pertanian harus mampumenghasilkan petani-petani yang mandiri, mampu mengatasi permasalahanyang dihadapi dan mampu mengembangkan kreativitasnya untukmemanfaatkan setiap potensi dan peluang yang diketahui untuk memperbaikimutu hidupnya. 2. Tempat yang paling baik adalah di tempat kegiatan sasaran:Prinsip ini akan mendorong petani belajar pada situasi nyata sesuaipermasalahan yang dihadapi. 3. Setiap individu terkait dengan lingkungan sosialnya:Prinsip ini mengingatkan kepada penyuluh bahwa keputusan-keputusan yangdiambil petani dilakukan berdasarkan lingkungan sosialnya. 4. Ciptakan hubungan yang akrab dengan sasaran:Keakraban hubungan antara penyuluh dan sasaran memungkinkan terciptanyaketerbukaan sasaran dalam mengemukakan masalahnya. 5. Memberikan sesuatu untuk terjadinya perubahan. Metoda yang diterapkan harus mampu merangsang sasaran untuk selalu siap(dalam arti sikap dan pikiran) dan dengan sukahati melakukan perubahan-perubahandemi perbaikan mutu hidupnya sendiri, keluarganya dan masyarakatnya. Terjadinya perubahan ” context dan content ” pembangunan pertanian dalam erareformasi, mengakibatkan terjadi pula perubahan sasaran dalam penyuluhanpertanian. Perubahan tersebut memberi pengaruh yang sangat besar karena saat initidak hanya petani dijadikan sebagai sasaran utama (objek) kegiatan penyuluhan tapi melibatkan pula stakeholder yaitu pelaku agrobisnis. Jadi, penyuluhan pertanian merupakan suatu upaya atau proses kegiatan yang dilakukan dalam rangka pemberdayaan masyarakat dan petani. Secara khusus, penerapan penyuluhanpertanian dalam era disentralisasi (lokalita) sebagaimana yang diamanatkan oleh UUNomor 22 Tahun 1999 yang diperbaharui dengan UU Nomor 32 Tahun 2004, Pusat Pengembangan Penyuluhan (Pusbangluh) Pertanian mengeluarkan kebijakan tentang pelaksanaan penyuluhan pertanian spesifik lokalita yang bersifat partisipatif yaitu,pendidikan nonformal bagi petani dan masyarakat melalui upaya pemberdayaan dan kemampuan memecahkan masalah sesuai dengan kebutuhan dan kondisi wilayah masing-masing dengan prinsip kesetaraan dan kemitraan, keterbukaan, kesetaraankewenangan, dan tanggung jawab serta kerja sama, yang ditujukan agar merekaberkembang menjadi dinamis dan berkemampuan untuk memperbaiki kehidupan danpenghidupannya dengan kekuatan sendiri. D. Rangkuman Metode penyuluhan pertanian dapat diartikan sebagai cara atau teknikpenyampaian materi penyuluhan oleh para penyuluh kepada para petani besertakeluarganya baik secara langsung maupun tidak langsung, agar mereka tahu, mau danmampu menerapkan inovasi (teknologi baru). Tujuan pemilihan metode penyuluhan adalah: 1) agar penyuluh pertanian dapatmenetapkan suatu metode atau kombinasi beberapa metode yang tepat dan berhasilguna, 2) agar kegiatan penyuluhan pertanian yang dilaksanakan untuk menimbulkanperubahan yang dikehendaki yaitu perubahan perilaku petani dan anggotakeluarganya dapat berdayaguna dan berhasilguna.Prinsip-prinsip metode dan teknik penyuluhan pertaniana. Pengembangan untuk berpikir kreatifb. Tempat yang paling baik adalah di tempat kegiatan penerima manfaatc. Setiap individu terikat dengan lingkungan sosialnyad. Ciptakan hubungan yang akrab dengan penerima manfaate. Memberikan sesuatu untuk terjadinya perubahan Sumber referensi: Kementerian Pertanianbadan, Pengembangan Sdm Pertanian sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian

Rabu, 19 September 2012

Lirik Lagu Titi Sjuman - Apa Saja (OST Rayya Cahaya Di Atas Cahaya)

Lirik Lagu Titi Sjuman - Apa Saja (OST Rayya Cahaya Di Atas Cahaya) Lyrics Apa saja yang pernah engkau fikirkan Tanpa sengaja aku merasa Tentang cinta yang dulunya pernah ada Tapi dimana engkau kemana Biarkanlah hatiku merubah hatimu menjadi bahagia Biarkanlah sang waktu merubah sedihmu menjadi bahagia Selamanya Tentang cinta yang dulunya pernah ada Tapi dimana engkau kemana Biarkanlah hatiku merubah hatimu menjadi bahagia Biarkanlah sang waktu merubah sedihmu menjadi bahagia Selamanya selamanya Apa saja yang pernah engkau fikirkan