Rabu, 19 September 2012

pakan dan manajrmrn pakan ikan

PAKAN DAN PEMBERIAN PAKAN Pakan harus mendapat perhatian yang serius karena pakan sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan berat ikan dan merupakan bagian terbesar dari biaya operasional dalam pembesaran ikan patin. Berdasarkan hasil penelitian para ahli perikanan, untuk mempercepat pertumbuhan ikan selama pembesaran, setiap hari ikan patin perlu diberikan makanan tambahan berupa pelet sebanyak 3 – 5% dari berat total tubuhnya. Pemberian pakan dilakukan secara bertahap sebanyak empat kali yaitu, pagi, siang, sore dan malam hari. Porsi pemberian pakan pada malam hari sebaiknya lebih banyak daripada pagi, siang dan sore hari, karena ikan patin lebih aktif pada malam hari. Namun berdasarkan hasil wawancara dengan pembudidaya ikan patin di kabupaten OKI, terdapat perbedaan antara hasil penelitian tersebut dengan pemberian pakan yang dilakukan baik dalam hal jenis, jumlah dan saat pemberian pakan selama pembesaran. Pemberian pakan pada sistem karamba dan fence yang dilakukan di kabupaten OKI adalah sebagai berikut : - Sistem Karamba : Pemberian pakan berupa pelet buatan pabrik pada sistem karamba dilakukan sejak benih ditebar sampai saat ikan dipanen dengan jumlah pakan disesuaikan dengan umur ikan. Pemberian pakan dilakukan hanya satu kali pada sore hari. Dengan padat penebaran 1.250 ekor per karamba, pakan yang diberikan pada benih berumur 1-2 bulan adalah sebanyak 30 kg per bulan dan pada umur 3-6 bulan sebanyak 300 kg per bulan. - Sistem fence : Pemberian pakan berupa pelet buatan pabrik pada sistem fence dilakukan sejak benih ditebar di transito sampai benih berumur 2 bulan. Pada umur ikan 3 bulan pemberian pakan berupa pelet buatan pabrik ditambah dengan pakan ramuan sendiri. Dosis pakan per 12.500 ekor penebaran pada bulan pertama adalah 50 kg, pada bulan kedua 150 kg dan pada bulan ketiga 300 kg. Setelah umur ikan lebih dari 3 bulan pakan yang diberikan hanya pakan ramuan sendiri. Bahan baku untuk pembuatan pakan ramuan sendiri mudah diperoleh dan banyak terdapat di sekitar lokasi pembesaran ikan. Pembuatan pakan buatan sendiri dilakukan setiap pagi dan pemberian pakan dilakukan sekali sehari pada sore hari. Ada dua cara pembuatan pakan ramuan sendiri, yaitu : (a). Pakan rebus : Bahan baku pembuatan pakan rebus terdiri atas ikan asin kualitas rendah (below standard = BS), tepung katul dan dedak halus dengan komposisi sebagaimana terdapat pada Tabel 3. Jumlah bahan baku yang disediakan adalah untuk pemberian pakan bagi 10 ribu ekor ikan. Tabel 3. Komposisi Bahan Baku Pakan Rebus Buatan Sendiri Bahan Baku Komposisi menurut umur ikan di pembesaran (kg/hari) 4 bulan 5 bulan 6-7 bulan 8-10 bulan a. Ikan asin BS 14 21 42 49 b. Tepung katul 30 45 90 105 c. Dedak halus 40 60 120 140 Jumlah 84 126 252 294 Sumber : Data primer Adapun peralatan yang digunakan untuk pembuatan pakan adalah wadah dari tong (ukuran setengah drum), kompor pompa minyak tanah dan tungku masak. Cara membuatnya adalah sebagai berikut. Campuran bahan diramu di dalam tong dan ditambah air bersih, diaduk sampai rata dan direbus selama 2 jam, kemudian didinginkan. Setelah dingin, pakan yang masih diwadahi dalam tong atau dimasukkan kedalam karung plastik diangkut dengan perahu ke lokasi fence. Pemberian pakan dilakukan sekali dalam sehari pada sore hari dengan cara pakan dikepalkan dalam genggaman kemudian disebarkan di seluruh permukaan air. Menurut keterangan pembudidaya pemberian pakan dengan cara ini, hanya 75% pakan yang dapat dimakan oleh ikan, sedangkan sisanya 25% tidak termakan dan terbuang oleh arus air sungai yang mengalir. (b). Pakan tidak dimasak : Bahan baku untuk pembuatan pakan tidak dimasak terdiri dari dedak, ikan asin BS, ampas singkong, bekatul dan ampas tahu. Komposisi dan jenis bahan baku pembuatan pakan tidak dimasak buatan sendiri adalah sebagaimana disajikan pada Tabel 4. Jumlah bahan baku pada tabel dipergunakan untuk memberikan pakan bagi 12,5 ribu ekor ikan. Tabel 4. Komposisi Bahan Baku Pakan Tidak Dimasak Buatan Sendiri Bahan Baku Komposisi menurut umur ikan di pembesaran (kg/hari) 3 bulan 4 bulan 5 bulan 6 bulan 7-10 bulan a. Ikan asin BS 12 24 30 40 60 b. Tepung katul 12 24 30 40 60 c. Dedak halus 5 10 30 40 60 d. Ampas ubi kayu 10 20 30 40 60 e. Ampas tahu 11 22 30 40 60 Jumlah 50 100 150 200 300 Sumber : Data primer Pengolahan pakan menggunakan seperangkat alat-alat mekanis yang dirancang sendiri. Peralatannya terdiri dari generator diesel berkekuatan 15.000 watt, mesin cincang daging (molen) ukuran besar 4 buah dan dinamo sebagai tenaga penggerak. Cara pembuatan pakan adalah sebagai berikut: Masing-masing bahan baku pakan ditimbang sesuai kebutuhan dan dicampur di dalam wadah ukuran persegi empat yang terbuat dari papan serta diaduk sampai rata, kemudian dimasukkan kedalam molen untuk diproses menjadi pelet. Kemudian pelet di tampung dalam wadah plastik, dijemur beberapa jam di sinar matahari dan siap untuk diberikan kepada ikan. Hasil pakan olahan hampir sama dengan pakan buatan pabrik yaitu pelet berbentuk silindris ukuran diameter 5 mm dan panjang 4 – 5 cm. Menurut keterangan pembudidaya pemberian pakan dengan cara ini lebih efektif karena sebanyak 99% pakan dapat dimakan oleh ikan, sedangkan sisanya sebanyak 1% terbuang bersama arus air sungai yang mengalir. Pengelolaan pakan Pemupukan dan pengapuran akan merangsang pakan alami tumbuh. Pakan ini paling disukai ikan, karena itu sangat cocok bagi ikan gurame yang sebelumnya mengalami stress karena penangkapan dan pengangkutan serta baru menyesuaikan diri dengan lingkungan baru. Selama minggu pertama ikan cukup memanfaatkan pakan alami ini. Pada hari-hari berikutnya diperkenalkan pakan buatan, yang berupa pelet mangapung yang ukurannya sesuai dengan bukaan mulut ikan. Dengan penggunaan pelet mengapung respon ikan terhadap pelet mudah dilihat. Jika pada awal-awal pemberian pelet ikan baru satu dua yang makan pelet, pada hari-hari berikutnya, sejalan dengan makin menipisnya populasi pakan alami, ikan mulai bergerombol dan berebut makanan. Setelah respon ikan tinggi, pakan mengambang bisa diganti dengan pelet yang tenggelam. Untuk nilai gizi yang sama biasanya pelet tenggelam lebih murah dibanding pelet mengapung, sehingga penggunaan pelet tenggelam ini bisa menghemat biaya. Hanya saja penggunaan pelet tenggelam harus diberikan oleh petugas yang sabar dan telaten, mengingat pemberiannya harus sedikit demi sedikit. Pakan diberikan sekenyangnya tetapi tidak sampai bersisa. Patokan untuk menghentikan pemberian pakan adalah dilihat dari luas kerumunan ikan ketika berebut pakan, yakni luas kerumunan tersebut tinggal sekitar 10% dibandingkan dengan luas kerumunan pada awal pemberian pakan. Pemberian pakan dilakukan 3 kali sehari. Menurut pengalaman, dan ini juga sudah dikonfirmasikan ke beberapa petani, pemberian pakan hanya berupa pelet, berisiko ikan menjadi rentan terhadap penyakit. Oleh karena itu penggunaan pelet sebaiknya diseling dengan daun-daun tanaman, paling tidak sehari dalam seminggu. Daun-daun tanaman yang bersifat obat antara lain, kipait, kirinyuh dan sente. Penggunaan daun tanaman ini juga untuk mengurangi biaya pakan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar