Rabu, 19 September 2012
modem dg siemens
Mungkin . . . , itu yang kusarankan bagi siapa saja yang masih memilikinya. Memang saat tulisan ini dibuat, Siemens C55 sudah jarang dilirik lagi. Padahal kalau lah sedikit berkreasi dengan HP itu, bisa kita jadikan HP yang lebih unik, misalkan: menjadi “HP Poligami”.
Saat ini aku ingin sedikit berbagi sedikit pengalaman tentang cara menjadikan Siemens C55 sebagai MODEM. Peralatan yang dibutuhkan sangatlah sederhana, yaitu :
1. HP Siemens C55
2. Kabel data
3. Driver Modem Siemens C55
Langkah – langkahnya adalah . . .
1. Pasangkan kabel data di komputer. Secara otomatis komputer akan meminta driver kabel data. Jadi langsung saja instal kabel datanya.
2. Selanjutnya instal modem untuk C55. Masuk ke Control Panel -> Phone and Modem Options.
3. Pilih Modem -> Add…
4. Cek list pada kotak dialog “Don’t detect my modem; i will select it from a list”, kemudian klik Next.
5. Pilih “Standard Modem Type” pada kolom Manufacturer dan pilih “Standard 33600 bps Modem” pada kolom Model kemudian klik Next.
6. Pilih “Selected ports” dan klik pada port COMx yang terdetek, kemudian klik Next.
7. Setelah berhasil modem diinstal. Kita buat koneksi baru. Masuk Control Panel -> Network Connection.
8. Klik File -> New Connection, sampai ampil kota dialog “New Connection Wizard” dan klik Next.
9. Pilih “Connect to the internet” kemudian Next.
10. Pilih “Set up my connection manually” kemudian Next.
11. Pilih “Connect using a dial-up modem” kemudian Next.
12. Cek list pada “Modem – Standard 33600 bps Modem (COM x)”. COM x sesuai dengan port COM yang terdeteksi pada saat instalasi modem.
13. Isi kotak ISP Name dengan teks apa saja, misal XL koneksi. Karena aku pake kartu XL
14. Isi kotak Phone number dengan *99***1#.
15. User name : xlgprs; Password : proxl; Comfirm Passward : proxl. Kemudian klik Next.
16. Kemudian Finish.
Oya . . . kalau pake kartu Mentari dan IM3 bisa seting durasi loh . . . dengan tarif Rp100,-/menit. Jadi bisa internetan murah, pulsa 10rb bisa kepake untuk 1jam 40mnt. Kurang lebih per-jam-nya Rp 2500,- lah. Percaya gak . . .?
Aku selalu beli perdana baru untuk dipake nge-net, alhamdlillah untul IM3 aku suka ada yang nawarin perdana Rp 4000,- dengan pulsanya kan tetep Rp 10.000,-. Jadi kalau udah abis pulsa, dibuang aja chip-nya ganti yang baru. Ha.. ha.. ha..
pakan dan manajrmrn pakan ikan
PAKAN DAN PEMBERIAN PAKAN
Pakan harus mendapat perhatian yang serius karena pakan sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan berat ikan dan merupakan bagian terbesar dari biaya operasional dalam pembesaran ikan patin. Berdasarkan hasil penelitian para ahli perikanan, untuk mempercepat pertumbuhan ikan selama pembesaran, setiap hari ikan patin perlu diberikan makanan tambahan berupa pelet sebanyak 3 – 5% dari berat total tubuhnya. Pemberian pakan dilakukan secara bertahap sebanyak empat kali yaitu, pagi, siang, sore dan malam hari. Porsi pemberian pakan pada malam hari sebaiknya lebih banyak daripada pagi, siang dan sore hari, karena ikan patin lebih aktif pada malam hari.
Namun berdasarkan hasil wawancara dengan pembudidaya ikan patin di kabupaten OKI, terdapat perbedaan antara hasil penelitian tersebut dengan pemberian pakan yang dilakukan baik dalam hal jenis, jumlah dan saat pemberian pakan selama pembesaran. Pemberian pakan pada sistem karamba dan fence yang dilakukan di kabupaten OKI adalah sebagai berikut :
- Sistem Karamba :
Pemberian pakan berupa pelet buatan pabrik pada sistem karamba dilakukan sejak benih ditebar sampai saat ikan dipanen dengan jumlah pakan disesuaikan dengan umur ikan. Pemberian pakan dilakukan hanya satu kali pada sore hari. Dengan padat penebaran 1.250 ekor per karamba, pakan yang diberikan pada benih berumur 1-2 bulan adalah sebanyak 30 kg per bulan dan pada umur 3-6 bulan sebanyak 300 kg per bulan.
- Sistem fence :
Pemberian pakan berupa pelet buatan pabrik pada sistem fence dilakukan sejak benih ditebar di transito sampai benih berumur 2 bulan. Pada umur ikan 3 bulan pemberian pakan berupa pelet buatan pabrik ditambah dengan pakan ramuan sendiri. Dosis pakan per 12.500 ekor penebaran pada bulan pertama adalah 50 kg, pada bulan kedua 150 kg dan pada bulan ketiga 300 kg. Setelah umur ikan lebih dari 3 bulan pakan yang diberikan hanya pakan ramuan sendiri. Bahan baku untuk pembuatan pakan ramuan sendiri mudah diperoleh dan banyak terdapat di sekitar lokasi pembesaran ikan. Pembuatan pakan buatan sendiri dilakukan setiap pagi dan pemberian pakan dilakukan sekali sehari pada sore hari. Ada dua cara pembuatan pakan ramuan sendiri, yaitu :
(a). Pakan rebus :
Bahan baku pembuatan pakan rebus terdiri atas ikan asin kualitas rendah (below standard = BS), tepung katul dan dedak halus dengan komposisi sebagaimana terdapat pada Tabel 3. Jumlah bahan baku yang disediakan adalah untuk pemberian pakan bagi 10 ribu ekor ikan.
Tabel 3.
Komposisi Bahan Baku Pakan Rebus Buatan Sendiri
Bahan Baku Komposisi menurut umur ikan di pembesaran (kg/hari)
4 bulan 5 bulan 6-7 bulan 8-10 bulan
a. Ikan asin BS 14 21 42 49
b. Tepung katul 30 45 90 105
c. Dedak halus 40 60 120 140
Jumlah 84 126 252 294
Sumber : Data primer
Adapun peralatan yang digunakan untuk pembuatan pakan adalah wadah dari tong (ukuran setengah drum), kompor pompa minyak tanah dan tungku masak. Cara membuatnya adalah sebagai berikut. Campuran bahan diramu di dalam tong dan ditambah air bersih, diaduk sampai rata dan direbus selama 2 jam, kemudian didinginkan. Setelah dingin, pakan yang masih diwadahi dalam tong atau dimasukkan kedalam karung plastik diangkut dengan perahu ke lokasi fence. Pemberian pakan dilakukan sekali dalam sehari pada sore hari dengan cara pakan dikepalkan dalam genggaman kemudian disebarkan di seluruh permukaan air. Menurut keterangan pembudidaya pemberian pakan dengan cara ini, hanya 75% pakan yang dapat dimakan oleh ikan, sedangkan sisanya 25% tidak termakan dan terbuang oleh arus air sungai yang mengalir.
(b). Pakan tidak dimasak :
Bahan baku untuk pembuatan pakan tidak dimasak terdiri dari dedak, ikan asin BS, ampas singkong, bekatul dan ampas tahu. Komposisi dan jenis bahan baku pembuatan pakan tidak dimasak buatan sendiri adalah sebagaimana disajikan pada Tabel 4. Jumlah bahan baku pada tabel dipergunakan untuk memberikan pakan bagi 12,5 ribu ekor ikan.
Tabel 4.
Komposisi Bahan Baku Pakan Tidak Dimasak Buatan Sendiri
Bahan Baku Komposisi menurut umur ikan di pembesaran (kg/hari)
3 bulan 4 bulan 5 bulan 6 bulan 7-10 bulan
a. Ikan asin BS 12 24 30 40 60
b. Tepung katul 12 24 30 40 60
c. Dedak halus 5 10 30 40 60
d. Ampas ubi kayu 10 20 30 40 60
e. Ampas tahu 11 22 30 40 60
Jumlah 50 100 150 200 300
Sumber : Data primer
Pengolahan pakan menggunakan seperangkat alat-alat mekanis yang dirancang sendiri. Peralatannya terdiri dari generator diesel berkekuatan 15.000 watt, mesin cincang daging (molen) ukuran besar 4 buah dan dinamo sebagai tenaga penggerak. Cara pembuatan pakan adalah sebagai berikut: Masing-masing bahan baku pakan ditimbang sesuai kebutuhan dan dicampur di dalam wadah ukuran persegi empat yang terbuat dari papan serta diaduk sampai rata, kemudian dimasukkan kedalam molen untuk diproses menjadi pelet. Kemudian pelet di tampung dalam wadah plastik, dijemur beberapa jam di sinar matahari dan siap untuk diberikan kepada ikan. Hasil pakan olahan hampir sama dengan pakan buatan pabrik yaitu pelet berbentuk silindris ukuran diameter 5 mm dan panjang 4 – 5 cm. Menurut keterangan pembudidaya pemberian pakan dengan cara ini lebih efektif karena sebanyak 99% pakan dapat dimakan oleh ikan, sedangkan sisanya sebanyak 1% terbuang bersama arus air sungai yang mengalir.
Pengelolaan pakan
Pemupukan dan pengapuran akan merangsang pakan alami tumbuh. Pakan ini paling disukai ikan, karena itu sangat cocok bagi ikan gurame yang sebelumnya mengalami stress karena penangkapan dan pengangkutan serta baru menyesuaikan diri dengan lingkungan baru. Selama minggu pertama ikan cukup memanfaatkan pakan alami ini. Pada hari-hari berikutnya diperkenalkan pakan buatan, yang berupa pelet mangapung yang ukurannya sesuai dengan bukaan mulut ikan.
Dengan penggunaan pelet mengapung respon ikan terhadap pelet mudah dilihat. Jika pada awal-awal pemberian pelet ikan baru satu dua yang makan pelet, pada hari-hari berikutnya, sejalan dengan makin menipisnya populasi pakan alami, ikan mulai bergerombol dan berebut makanan. Setelah respon ikan tinggi, pakan mengambang bisa diganti dengan pelet yang tenggelam. Untuk nilai gizi yang sama biasanya pelet tenggelam lebih murah dibanding pelet mengapung, sehingga penggunaan pelet tenggelam ini bisa menghemat biaya. Hanya saja penggunaan pelet tenggelam harus diberikan oleh petugas yang sabar dan telaten, mengingat pemberiannya harus sedikit demi sedikit.
Pakan diberikan sekenyangnya tetapi tidak sampai bersisa. Patokan untuk menghentikan pemberian pakan adalah dilihat dari luas kerumunan ikan ketika berebut pakan, yakni luas kerumunan tersebut tinggal sekitar 10% dibandingkan dengan luas kerumunan pada awal pemberian pakan. Pemberian pakan dilakukan 3 kali sehari.
Menurut pengalaman, dan ini juga sudah dikonfirmasikan ke beberapa petani, pemberian pakan hanya berupa pelet, berisiko ikan menjadi rentan terhadap penyakit. Oleh karena itu penggunaan pelet sebaiknya diseling dengan daun-daun tanaman, paling tidak sehari dalam seminggu. Daun-daun tanaman yang bersifat obat antara lain, kipait, kirinyuh dan sente. Penggunaan daun tanaman ini juga untuk mengurangi biaya pakan.
pembenihan udang galah
Pembenihan
Adapun tahapan yang dilakukan dalam pembenihan adalah
1. Seleksi Induk
Beberapa persyaratan induk :
• Ukuran induk betina diatas 40 gr dan jantan diatas 50 gr
• Jumlah telur cukup banyak
• Badan bersih baik dari kotoran maupun organisme yang bersifat parasit
• Umur induk antara 8-20 bulan
• Memilih induk yang sudah matang telur untuk yang kedua kali dan seterusnya
• Berasal dari udang yang pertumbuhannya cepat
2. Pemeliharaan induk
Induk dipelihara di kolam dengan kepadatan 4 ekor/m2, diberi pakan berupa pelet dengan kandungan protein 30% sebanyak 5% dari berat tubuh. Pada pemeliharaan induk ini, induk jantan dan betina sebaiknya dipelihara secara terpisah, baik di kolam maupun di bak beton dilengkapi dengan pintu pemasukan dan pengeluaran dengan kedalaman 80-100 cm.
3. Pemijahan
Udang galah memijah sepanjang tahun, biasanya terjadi pada malam hari. Udang galah yang siap pijah dapat dilihat dari gonadnya dengan warna merah orange yang menyepar keseluruh bagian gonad sampai ke Cephalothorax.
Sebelum terjadi pemijahan udang betina terlebih dahulu berganti kulit (premating moult). Pada kondisi ini udang lemah, setelah pulih kembali terjadilah pemijahan. Pemijahan dapat dilakukan di kolam tanah, akuarium, bak beton atau fibreglass dengan padat tebar 4 ekor/m2. Perbandingan induk jantan dan betina 1 : 3. Selama proses pemijahan induk diberi pakan pelet dengan kandungan protein 30% sebanyak 5% per hari dari berat biomass dengan frekuensi pemberian pakan 4 kali sehari, lama pemijahan 21 hari.
4. Penetasan Telur
Setelah dilakukan pemijahan seiama 21 hari, induk diseleksi yang matang telur dengan warna telur abu-abu. Induk tersebut diberi perlakuan dengan larutan Malachite green sebanyak 1,5 mg/liter, dengan cara perendaman selama 25 menit.
Bak penetasan yang digunakan berukuran (1 x1 x0,5)m3dengan media air payau bersalinitas 3-5 ppt, padat penebaran induk 25 ekor per bak. Selama penetasan telur, induk diberi makanan berupa ketela rambat, singkong atau kentang dipotong-potong kecil. Hal ini untuk menghindari dampak negatif kualitas air. Pada suhu 28-30°C telur akan menetas dalam waktu 6 – 12 jam.
5. Pemeliharaan larva
Pemeliharaan larva udang galah dilakukan pada bak bulat atau Conicle tank dari fibreglass. Hal yang perlu diperhatikan dalam pemeliharaan tersebut antara lain kualitas air dan pemberian pakan. Ukuran pakan harus disesuaikan dengan bukaan mulut larva. Pada hari ketiga setelah menetas diberi pakan nauplii “Artemia” dengan frekuensi 3 jam sekali kemudian pada hari kesebelas diberi pakan Artemia diselingi pakan buatan sampai menjadi post larva dengan frekuensi pemberian pakan tiga jam sekali.
Pergantian air dilakukan setiap hari sebanyak 25- 50% sebelumnya kotoran dibersihkan dengan cara disipon, salinitas media pemeliharaar larva dipertahankan 10-12 ppt. Setelah menjadi juvenil salinitas media diturunkaa secara bertahap menjadi 0 ppt kemudian juvenil siap dipasarkan atau ditebar ke kolam untuk dibesarkan sampai ukuran konsumsi.
PENYAKIT
Penyakit merupakan salah satu faktor pembatas keberhasilan pembenihan udang galah.. Penyakit yang biasa timbul adalah penyakit bakterial yangberupa Vibro sp. dengan ditandai semacam stress, Fluorisensi pada larva yang mati dan terjadi kematian massal dalam waktu yang singkat.
Untuk mencegah terjadinya serangan bakterial perlu adanya “Chlorinisasi” media dan pengeringan fasilitas selama 7 hari, jika sudah terserang pengobatannya menggunakan Furozolidone dengan dosis 11-13 ppm, dengan cara perendaman selama 3 hari.
Masalah Produksi Udang Galah
Dalam budidaya udang galah ditemukan berbagai permasalahan antara lain:
1. Teknis Budidaya
Berbeda dengan memelihara ikan, pemeliharaan udang galah memerlukan lingkungan yang spesifik untuk tempat hidupnya. Kolam perlu didisain dengan dasar dan sedimen yang cocok dan sehat karena udang galah adalah hewan yang merangkak di dasar habitatnya. Kedalaman air, pemberian shelter tempat berlindung udang, sarana caren di dasar kolam, sirkulasi air masuk-keluar harus mendapat perhatian khusus untuk meningkatkan produksi dan kemudahan dalam pemeliharaan. Pemberian pakan yang tepat jumlah, mutu, ukuran dan waktu pemberian seringkali kurang mendapat perhatian khusus dan akibatnya produksi udang tidak sesuai dengan perkiraan sebelumnya. Tahap persiapan kolam dan pemupukan berkala selama pemeliharaan akan sangat membantu dalam efisiensi pemberian pakan, kestabilan kualitas air dan kompetisi dari hewan air lainnya.
Pembudidaya udang galah pemula biasanya menghadapi masalah dalam menentukan waktu panen, menetapkan ukuran udang yang sesuai dengan permintaan pasar, dan mengemas udang pasca panen dengan baik.
Terdapat beberapa hal pada saat panen yang harus dihindari agar tidak merugikan pembudidaya, antara lain:
1. Panen dilakukan dengan mengeringkan kolam secara total, karena udang yang masih kecil ikut terpanen dan air yang telah kaya dengan organisme dan mineral terbuang percuma.
2. Panen selektif dengan menggunakan jaring hapa dilakukan tanpa mengeringkan kolam, karena yang tertangkap adalah udang dengan ukuran tertentu. Kerugian yang muncul dengan sistem ini adalah banyak membutuhkan tenaga kerja dan ikan predator tidak dapat dibersihkan dari kolam.
3. Udang galah hasil panen dicampur dengan udang galah yang sedang molting. Udang campuran tersebut mudah rusak sehingga tidak laku dijual ke pengepul. Akibatnya, udang tersebut harus dijual ke konsumen akhir dengan harga yang lebih murah.
2. Variasi Pertumbuhan Tinggi
Udang galah mempunyai kekhasan dalam variasi tumbuhnya. Dominasi udang galah yang cepat tumbuh terhadap yang lambat tumbuh merupakan penghambat dalam mengejar produktivitas udang yang akan dipanen. Teknologi seleksi udang pada ukuran tokolan merupakan satu pilihan untuk menghindari masalah tersebut. Udang yang cepat tumbuh dipelihara terpisah dengan udang yang lambat tumbuhnya, sehingga efisiensi pemberian pakan dapat terwujud dan pertumbuhan dapat lebih cepat.
3. Keterbatasan Benih Udang Galah
Jaminan pasokan benih yang lancar dan cukup merupakan masalah utama yang sering dihadapi petani. Hal ini terjadi karena kurangnya hatchery dan cara pengoperasionalnya yang belum optimal sebagai akibat keterbatasan induk. Sebagai gambaran pada tahun 2001, permintaan benur udang galah mencapai sekitar 5.000.000 ekor, sementara kapasitas produksi dari hatchery yang ada hanya berkisar 700.000 – 1.000.000 ekor per bulan.
Lokasi pemeliharaan udang galah yang jauh dari hatchery merupakan masalah turunan selanjutnya. Konsekuensi dari kedua masalah itu adalah tambahan biaya produksi bagi petani. Kerjasama antar hatchery dan petani pentokolan dan pembesaran perlu digalakkan sehingga permasalahan penyediaan pasokan benih dari hatchery dapat ditangani oleh sekelompok petani pentokol saja. Petani pembesar akan mudah mendapatkan benih dari petani pentokol terdekat.
4. Lokasi Budidaya Terpencar Tapi Dalam Skala Luasan Yang Kecil
Mencari lokasi pembesaran udang galah yang luas dengan kriteria sumber air dan kualitas sedimen yang memenuhi syarat lebih sulit dibandingkan lokasi untuk udang windu (tempat pemeliharaannya dipinggir pantai). Lokasi budidaya udang galah yang terpusat pada suatu lokasi yang luas akan dapat meningkatkan efisiensi usaha budidaya. Biaya transportasi benih, transportasi pakan/pupuk dan pemakaian tenaga akan menjadi lebih murah bila dibandingkan dengan kondisi lokasi budidaya yang terpencar di banyak tempat tapi dalam luasan yang kecil. Disamping itu, pengelolaan akan lebih mudah dan efisien serta jaminan produksi untuk skala pasar yang besar dapat terlayani.
5. Belum Ada Studi Skala Usaha Optimum
Sampai saat ini belum dilakukan studi untuk skala usaha optimum bagi budidaya udang galah. Akibatnya pembudidayaan yang dilakukan sifatnya hanya disesuaikan dengan luas lahan. Bagi pembudidaya yang memiliki beberapa buah kolam, besarnya keuntungan yang diperoleh tergantung pula pada manajemen pengelolaan kolam yang dimilikinya
tugas pakan alami ttg azolla
OPTIMALISASI SUBSTITUSI TEPUNG Azolla TERFERMENTASI PADA PAKAN IKAN UNTUK MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS IKAN NILA GIFT
PENDAHULUAN
Usaha budidaya ikan dipengaruhi oleh ketersediaan pakan yang cukup dalam jumlah dan kualitasnya untuk mendukung kualitas yang optimal. Biaya produksi untuk penyediaan pakan mencapai 60–70% dalam usaha budidaya ikan sehingga perlu pengelolaan yang efektif dan efisien. Beberapa syarat bahan pakan yang baik untuk diberikan adalah memenuhi kandungan gizi (protein, lemak, karbohidrat, vitamin dan mineral) yang tinggi, tidak beracun, mudah diperoleh, mudah diolah dan bukan sebagai makanan pokok manusia.
Bahan pakan alternatif yang dapat dimanfaatkan dalam penyusunan pakan salah satunya adalah tepung Azolla. Tanaman Azolla merupakan gulma air yang tidak termanfaatkan, tetapi memiliki kandungan protein yang cukup tinggi, yaitu 28,12% berat kering (Handajani, 2000), sedangkan Lumpkin dan Plucknet (1982) menyatakan kandungan protein pada Azolla sp. sebesar 23,42% berat kering dengan komposisi asam amino esensial yang lengkap.
Hasil penelitian Handajani (2006) menyatakan kandungan serat kasar tepung Azolla sebesar 23,06%. Tepung Azolla dimanfaatkan sebagai salah satu penyusun pakan ikan Nila Gift dengan hasil daya cerna protein ikan berkisar 55,51–67,68%. Nilai daya cerna ini belum maksimal karena pakan yang diberikan tidak tercerna dengan baik. Hal ini disebabkan kandungan serat kasar yang cukup tinggi pada tepung Azolla. Melalui proses fermentasi tepung Azolla dengan Rizhopus sp.didapatkan kandungan serat kasar tepung Azolla dari 23,06% menjadi 14,62%. Hasil penelitian diharapkan tepung Azolla terfermentasi dapat mensubstitusi tepung kedelai dalam penyusunan pakan ikan.
ALAT DAN BAHAN
Alat- Alat-alat penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah akuarium, aerator, selang, serok, batu aerasi, blender, timbangan, tissue, pipet ukur, thermometer, peralatan analisis proksimat, dan peralatan kualitas air.
Bahan-bahan pakan yang akan digunakan sebagai penyusun pakan dianalisis proksimat, komposisi nutrisi bahan pakan dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Komposisi nutrisi bahan pakan ikan Nila Gift (Oreochromis, sp)
Bahan Protein (%) Lemak (%) Serat Kasar (%) Abu (%) BETN DE (kkal/g)
T. ikan 50,07 4,9 8,68 26,93 9,42 282,06
T. kedelai 37,58 18,28 9,56 4,43 30,15 435,44
T. Azolla 19,54 8,8 23,06 12,48 36,12 307,28
T. Azolla fermentasi 20.05 6,42 14,62 12,83 37,05 368.27
Bekatul 10,79 10,56 12,86 - - 411.24
T. tapioka 3,34 0,55 0,53 0,58 95,00 398,31
(Hasil analisis laboratorium Nutrisi Fapetrik 2008 - UMM)
METODOLOGI
Materi yang digunakan adalah ikan uji berupa benih ikan Nila yang berukuran 5–7 cm dengan berat rata-rata 1,3 gram. Media percobaan yang digunakan berupa air tawar yang berasal dari air sumur. Air ditempatkan pada akuarium percobaan yang berjumlah 16 buah dengan volume masing-masing 20 liter. Kualitas air diusahakan optimal bagi pertumbuhan ikan uji.
Pada penelitian ini akan digunakan empat macam pakan percobaan dengan kandungan protein 25% dengan energi 360 kkal/g pakan. Protein terdiri dari tepung ikan sebagai protein hewani dan tepung Azolla sebagai bahan substitusi protein tepung kedelai untuk protein nabati. Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL). Perlakuan ditentukan/didapatkan dari hasil penyusunan Tabel 3.
Tabel 3. Hasil Proksimat Pakan Uji
Kandungan P0 P1 P2 P3
Berat kering (%) 88,57 89,15 88,04 87,47
Protein (%) 24,52 24,75 24,94 24,66
Lemak (%) 9,38 7,5 6,65 7,80
Serat kasar (%) 4,53 6,24 9,045 13,58
Abu (%) 13,24 14,23 12,76 16,72
BETN 36.9 36,43 34,65 24,71
formulasi pakan, masing-masing perlakuan diulang sebanyak 3 kali. Variabel uji yang diamati adalah pertumbuhan mutlak (Effendi, 1997), daya cerna protein (D) metode Chromix Oxide (Zonneveld, 1991), dan rasio konversi pakan (Zonneveld, 1991). Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan sidik ragam (anova) apabila hasil analisis menunjukkan perbedaan akan dilanjutkan dengan Uji Beda Nyata Terkecil (BNT)
Tabel 2. Formulasi Pakan ikan Nila Gift
bahan perbandingan tepung kedelai dengan tepung azolla fermentasi
P0 = 100:0 P1 = 85:15 P2 = 70:30 P3 = 55:45
T. ikan 22.5 22.5 22.5 22.5
T. kedelai 29.5 25.07 20.65 16.22
Bekatul 22.75 22.75 18.5 18.5
T. tapioka 19.25 19.25 13.5 13.5
T. Azolla fermentasi 0 4.43 8.85 13.27
minyak kelapa 0 0 0.58 0.61
mineral mik 2 2 2 2
vitamin mik 2 2 2 2
Cr2O3 0.5 0.5 0.5 0.5
Jumlah 100 100 100 100
protein (%) 27.83 24.96 23.62 22.93
energi (kkal/g) 417.59 375.57 381.41 379.28
Pembahasan
Pertumbuhan
Pola pertumbuhan ikan nila gift (Oreochiomis sp.) adalah eksponensial. Sehingga diperoleh data pertumbuhan mutlak untuk tiap-tiap perlakuan antara lain :
Dari data diketahui bahwa perlakuan yang memberikan laju pertumbuhan mutlak tertinggi dicapai pada pakan dengan tingkat substitusi 15% sebesar 0,81. Kemudian pakan dengan tingkat substitusi 0% memiliki rata-rata pertumbuhan mutlak sebesar 0,57. Selanjutnya pakan dengan tingkat substitusi 30% memiliki rata-rata pertumbuhan mutlak sebesar 0,55. Pakan dengan tingkat substitusi 45% memiliki rata-rata pertumbuhan mutlak sebesar 0,44. kandungan asam-asam amino dari subtitusi tepung Azolla terfermentasi (15%) dan tepung kedelai (85%) lebih tinggi dibandingkan pada pakan yang 100% tepung kedelai.
Pada penelitian ini jumlah pakan yang diberikan disesuaikan dengan kebutuhan ikan yaitu 5 persen dari berat tubuh ikan per hari. Di samping itu komposisi pakan yang diberikan terutama pada kandungan protein sudah berada pada kisaran optimum yaitu sebesar ± 25 persen. syarat utama yang harus diperhatikan dalam pembuatan pakan ikan antara lain: kandungan nutrisi suatu bahan pakan harus cukup sesuai dengan kebutuhan ikan, disukai oleh ikan, mudah dicerna dan jika dilihat dari nilai ekonominya pakan yang dihasilkan dari pemanfaatan tepung Azolla mempunyai harga yang relatif lebih murah jika dibanding dengan penggunaan tepung kedelai sehingga dengan pemanfaatan tepung Azolla dapat menekan biaya produksi pakan.
Rasio Konversi Pakan (Feed Convertion Ratio)
Rasio konversi pakan merupakan salah satu parameter efisiensi pemberian pakan. Hasil perhitungan sidik ragam menunjukkan bahwa perlakuan pemanfaatan tepung Azolla terfermentasi sebagai substitusi protein tepung kedelai dalam ransum memberikan pengaruh yang berbeda terhadap rasio konversi pakan pada ikan nila gift (Oreochiomis sp.). Efisiensi pakan dapat dilihat dari beberapa faktor dimana salah satunya adalah rasio konversi pakan. Nilai rasio konversi pakan pada penelitian ini berdasarkan perhitungan statistik menunjukkan bahwa pemanfaatan tepung Azolla sebagai bahan substitusi protein tepung kedelai dalam ransum berpengaruh nyata terhadap rasio konversi pakan. Tingkat efisiensi penggunaan pakan pada ikan nila gift (Oreochiomis sp.) ditentukan oleh pertumbuhan dan jumlah pakan yang diberikan. Hal ini dipengaruhi oleh pertumbuhan dan nilai kualitas dan kuantitas pakan yang diberikan, selanjutnya juga dipengaruhi oleh adanya tingkat konversi pakan dengan bertambahnya berat badan ikan sehingga semakin tinggi berat badan ikan maka semakin tinggi pula konversi pakan yang dimanfaatkan. tingkat efisiensi penggunaan pakan yang terbaik akan dicapai pada nilai perhitungan konversi pakan terendah, dimana pada perlakuan tersebut kondisi kualitas pakan lebih baik dari perlakuan yang lain. Kondisi kualitas pakan yang baik mengakibatkan energi yang diperoleh pada ikan nila gift (Oreochiomis sp.) lebih banyak untuk pertumbuhan, sehingga ikan nila gift (Oreochiomis sp.) dengan pemberian pakan yang sedikit diharapkan laju pertumbuhan meningkat.
Daya Cerna Ikan Nila GIFT (Oreochiomis sp.)
Daya cerna adalah kemampuan untuk mencerna suatu bahan, sedangkan bahan yang tercerna adalah bagian dari pakan yang tidak diekskresikan dalam feses. Nilai nutrisi dari suatu makanan bagi ikan bergantung pada sejauh mana ikan tersebut mampu mencerna makanan tersebut. Untuk mengetahui besarnya daya cerna ikan dilakukan dengan menggunakan Chromix Oxide (Cr2O3) sebagai indikator. feses yang mengandung Cr2O3 dikumpulkan dan dianalisis kandungan zat tersebut. Perbandingan Cr2O3 dalam pakan dan feses dapat memberikan perkiraan daya cerna pakan. Daya cerna protein yang tinggi menunjukkan bahwa pakan tersebut baik dan nutrien pakan dapat dimanfaatkan secara efisien oleh ikan nila GIFT (Oreochiomis sp.) untuk menyusun produksi tubuhnya. perlakuan P0 (0% tepung Azolla terfermentasi) daya cernanya 77,50%, kemudian diikuti perlakuan P1 (15% tepung Azolla terfermentasi) daya cernanya 67,68%, P2 (30% tepung Azolla terfermentasi) daya cernanya 62,19% dan P3 (45% tepung Azolla terfermentasi) daya cernanya 55,51%. Hal ini disebabkan karena protein dalam pakan telah dipecah menjadi asam-asam amino yang lebih mudah diserap oleh ikan dan kebutuhan nutriennya sudah terpenuhi. Indek asam amino esensial maisng-masing pakan telah memenuhi jumlah optimal asam amino esensial yang dibutuhkan ikan nila sehingga penambahan tepung Azolla pada pakan layak digunakan.
Penurunan daya cerna protein ini disebabkan kemampuan ikan mencerna protein pakan hanya sampai pada batas tertentu. salah satu hal yang mempengaruhinyaadalah kandungan serat kasar pada bahan pakan tersebut. penggunaan kadar serat kasar lebih dari 10% tidak diperlukan pada pakan ikan-ikan Tilapia dan juga penggunaan serat kasar yang tinggi dalam pakan dapat menurunkan pertumbuhan sebagai akibat dari berkurangnya waktu pengosongan usus dan daya cerna pakan.
Daya cerna protein erat kaitannya dengan komposisi pakan terutama kandungan protein yang ada dalam pakan yang diberikan pada ikan, sebab protein merupakan unsur utama yang dibutuhkan oleh ikan untuk pertumbuhan. Dalam penelitian ini digunakan pakan buatan yang kandungan proteinnya sudah berada dalam kisaran yang dibutuhkan oleh ikan nila GIFT yaitu ± 25%. Dari hasil analisis sidik ragam diperoleh perlakuan memberikan pengaruh tidak berbeda nyata terhadap daya cerna protein pad aikan nila GIFT (Oreochiomis sp.). Hasil analisis sidik ragam menunjukkan bahwa perlakuan memberikan pengaruh nyata terhadap daya cerna protein ikan nila GIFT (Oreochiomis sp.). Dilihat dari kandungan serat kasar pada 3 perlakuan (P0, P1, P2) menunjukkan kurang dari 10 persen, karena lebih dari 10 persen akan menyebabkan pertumbuhan menurun terhadap ikan-ikan Tilapia.
KESIMPULAN
Substitusi tepung Azolla terfermentasi sebesar 15% pada pakan ikan dapat meningkatkan produktivitas ikan Nila dengan hasil pertumbuhan mutlak sebesar 0,81 gram, rasio konversi pakan 3,14 dan daya cerna protein sebesar 67,68%. Penggunaan substitusi tepung Azolla terfermentasi 15% dalam pakan ikan dapat menekan biaya produksi sebesar 15% jika dibandingkan penggunaan tepung kedelai tanpa substitusi.
pasar modal
Pengertian Pasar Modal
Manajemen Investasi. Menurut Husnan (2003) adalah pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjual-belikan, baik dalam bentuk hutang maupun modal sendiri, baik yang diterbitkan oleh pemerintah, public authorities, maupun perusahaan swasta. Menurut Usman (1990:62), umumnya surat-surat berharga yang diperdagangkan di pasar modal dapat dibedakan menjadi surat berharga bersifat hutang dan surat berharga yang bersifat pemilikan. Surat berharga yang bersifat hutang umumnya dikenal nama obligasi dan surat berharga yang bersifat pemilikan dikenal dengan nama saham. Lebih jauh dapat juga didefinisikan bahwa obligasi adalah bukti pengakuan hutang dari perusahaan, sedangkan saham adalah bukti penyertaan dari perusahaan.
Pengertian pasar modal secara umum adalah suatu sistem keuangan yang terorganisasi, termasuk didalamnya adalah bank-bank komersial dan semua lembaga perantara dibidang keuangan, serta keseluruhan surat-surat berharga yang beredar. Dalam arti sempit, pasar modal adalah suatu pasar (tempat, berupa gedung) yang disiapkan guna memperdagangkan saham-saham, obligasi-obligasi, dan jenis surat berharga lainnya dengan memakai jasa para perantara pedagang efek (Sunariyah, 2000 : 4). Dilihat dari pengertian akan pasar modal diatas, maka jelaslah bahwa pasar modal juga merupakan salah satu cara bagi perusahaan dalam mencari dana dengan menjual hak kepemilikkan perusahaan kepada masyarakat.
Investasi dan Pelaku Pasar Modal
Dewasa ini telah dikembangkan suatu model dalam pengambilan keputusan tentang usul investasi yang berada dalam suatu portofolio, dimana proyek baru yang diusulkan itu dikaitkan dengan proyek-proyek lainnya yang ada dalam suatu perusahaan.
Proyek-proyek investasi itu mempunyai risiko yang tidak independent Awat (1999 : 276).
Harapan keuntungan suatu portofolio adalah rata-rata tertimbang dari harapan keuntungan surat berharga yang diperbandingkan dalam portofolio tersebut. Para pemain utama yang terlibat di pasar modal dan lembaga penunjang yang terlibat langsung dalam proses transaksi antara pemain utama sebagai berikut Kasmir(2001 : 183-189) :
1. Emiten. Perusahaan yang akan melakukan penjualan surat-surat berharga atau melakukan emisi di bursa (disebut emiten). Dalam melakukan emisi, para emiten memiliki berbagai tujuan dan hal ini biasanya sudah tertuang dalam rapat umum pemegang saham (RUPS), antara lain :
a. Perluasan usaha, modal yang diperoleh dari para investor akan digunakan untuk meluaskan bidang usaha, perluasan pasar atau kapasitas produksi.
b. Memperbaiki struktur modal, menyeimbangkan antara modal sendiri dengan modal asing.
c. Mengadakan pengalihan pemegang saham. Pengalihan dari pemegang saham lama kepada pemegang saham baru.
2. Investor. Pemodal yang akan membeli atau menanamkan modalnya di perusahaan yang melakukan emisi (disebut investor). Sebelum membeli surat berharga yang ditawarkan, investor biasanya melakukan penelitian dan analisis tertentu. Penelitian ini mencakup bonafiditas perusahaan, prospek usaha emiten dan analisis lainnya.
Tujuan utama para investor dalam pasar modal antara lain :
a. Memperoleh deviden. Ditujukan kepada keuntungan yang akan diperolehnya berupa bunga yang dibayar oleh emiten dalam bentuk deviden.
b. Kepemilikan perusahaan. Semakin banyak saham yang dimiliki maka semakin besar pengusahaan (menguasai) perusahaan.
c. Berdagang. Saham dijual kembali pada saat harga tinggi, pengharapannya adalah pada saham yang benar-benar dapat menaikkan keuntungannya dari jual beli sahamnya.
3 Lembaga Penunjang. Fungsi lembaga penunjang ini antara lain turut serta mendukung beroperasinya pasar modal, sehingga mempermudah baik emiten maupun investor dalam melakukan berbagai kegiatan yang berkaitan dengan pasar modal. Lembaga penunjang yang memegang peranan penting di dalam mekanisme pasar modal adalah sebagai berikut :
d. Penjamin emisi (underwriter). Lembaga yang menjamin terjualnya saham/obligasi sampai batas waktu tertentu dan dapat memperoleh dana yang diinginkan emiten.
e. Perantara perdagangan efek (broker / pialang). Perantaraan dalam jual beli efek, yaitu perantara antara si penjual (emiten) dengan si pembeli (investor). Kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh broker antara lain meliputi :
1) Memberikan informasi tentang emiten
2) Melakukan penjualan efek kepada investor
f. Perdagangan efek (dealer), berfungsi sebagai :
1) Pedagang dalam jual beli efek
2) Sebagai perantara dalam jual beli efek
g. Penanggung (guarantor). Lembaga penengah antara si pemberi kepercayaan dengan si penerima kepercayaan. Lembaga yang dipercaya oleh investor sebelum menanamkan dananya.
h. Wali amanat (trustee). Jasa wali amanat diperlukan sebagai wali dari si pemberi amanat (investor). Kegiatan wali amanat meliputi :
1) Menilai kekayaan emiten
2) Menganalisis kemampuan emiten
3) Melakukan pengawasan dan perkembangan emiten
4) Memberi nasehat kepada para investor dalam hal yang berkaitan dengan emiten
5) Memonitor pembayaran bunga dan pokok obligasi
6) Bertindak sebagai agen pembayaran
i. Perusahaan surat berharga (securities company). Mengkhususkan diri dalam perdagangan surat berharga yang tercatat di bursa efek. Kegiatan perusahaan surat berharga antara lain :
1) Sebagai pedagang efek
2) Penjamin emisi
3) Perantara perdagangan efek
4) Pengelola dana
j. Perusahaan pengelola dana (investment company). Mengelola surat-surat berharga yang akan menguntungkan sesuai dengan keinginan investor, terdiri dari 2 unit yaitu sebagai pengelola dana dan penyimpan dana.
k. Kantor administrasi efek. Kantor yang membantu para emiten maupun investor dalam rangka memperlancar administrasinya.
1) Membantu emiten dalam rangka emisi
2) Melaksanakan kegiatan menyimpan dan pengalihan hak atas saham para investor
3) Membantu menyusun daftar pemegang saham
4) Mempersiapkan koresponden emiten kepada para pemegang saham
5) Membuat laporan-laporan yang diperlukan
Jenis dan Fungsi Pasar Modal
Pasar modal dibedakan menjadi 2 yaitu pasar perdana dan pasar sekunder :
1. Pasar Perdana ( Primary Market )
Pasar Perdana adalah penawaran saham pertama kali dari emiten kepada para pemodal selama waktu yang ditetapkan oleh pihak penerbit (issuer) sebelum saham tersebut belum diperdagangkan di pasar sekunder. Biasanya dalam jangka waktu sekurang-kurangnya 6 hari kerja. Harga saham di pasar perdana ditetukan oleh penjamin emisi dan perusahaan yang go public berdasarkan analisis fundamental perusahaan yang bersangkutan.
Dalam pasar perdana, perusahaan akan memperoleh dana yang diperlukan. Perusahaan dapat menggunakan dana hasil emisi untuk mengembangkan dan memperluas barang modal untuk memproduksi barang dan jasa. Selain itu dapat juga digunakan untuk melunasi hutang dan memperbaiki struktur pemodalan usaha. Harga saham pasar perdana tetap, pihak yang berwenang adalah penjamin emisi dan pialang, tidak dikenakan komisi dengan pemesanan yang dilakukan melalui agen penjualan.
2. Pasar Sekunder ( Secondary Market )
Pasar sekunder adalah tempat terjadinya transaksi jual-beli saham diantara investor
setelah melewati masa penawaran saham di pasar perdana, dalam waktu selambat-lambatnya 90 hari setelah ijin emisi diberikan maka efek tersebut harus dicatatkan di bursa.
Dengan adanya pasar sekunder para investor dapat membeli dan menjual efek setiap saat. Sedangkan manfaat bagi perusahaan, pasar sekunder berguna sebagai tempat untuk menghimpun investor lembaga dan perseorangan.
Harga saham pasar sekunder berfluktuasi sesuai dengan ekspetasi pasar, pihak yang berwenang adalah pialang, adanya beban komisi untuk penjualan dan pembelian, pemesanannya dilakukan melalui anggota bursa, jangka waktunya tidak terbatas. Tempat terjadinya pasar sekunder di dua tempat, yaitu:
1.Bursa reguler
Bursa reguler adalah bursa efek resmi seperti Bursa Efek Jakarta (BEJ), dan Bursa Efek Surabaya (BES)
2.Bursa paralel
Bursa paralel atau over the counter adalah suatu sistem perdagangan efek yang terorganisir di luar bursa efek resmi, dengan bentuk pasar sekunder yang diatur dan
diselenggarakan oleh Perserikatan Perdagangan Uang dan Efek-efek (PPUE), diawasi dan dibina oleh Bapepam. Over the counter karena pertemuan antara penjual dan pembeli tidak dilakukan di suatu tempat tertentu tetapi tersebar diantara kantor para broker atau dealer.
Fungsi Pasar Modal
Tempat bertemunya pihak yang memiliki dana lebih (lender) dengan pihak yang memerlukan dana jangka panjang tersebut (borrower). Pasar modal mempunyai dua fungsi yaitu ekonomi dan keuangan. Di dalam ekonomi, pasar modal menyediakan fasilitas untuk memindahkan dana dari lender ke borrower.
Dengan menginvestasikan dananya lender mengharapkan adanya imbalan atau return dari penyerahan dana tersebut. Sedangkan bagi borrower, adanya dana dari luar dapat digunakan untuk usaha pengembangan usahanya tanpa menunggu dana dari hasil operasi
perusahaannya. Di dalam keuangan, dengan cara menyediakan dana yang diperlukan oleh borrower dan para lender tanpa harus terlibat langsung dalam kepemilikan aktiva riil
contoh juknis (petunjuk teknis)
Petunjuk teknis acara GEMA BEDUKAN (GErakan MAsyarakat BElajar DUnia periKANan) RCDC MITI kluster Perikanan, Ahad 11 Maret 2012
1. Persiapan acara workshop H-1 (pj : ari akbar, sabtu 10 maret 2012, 15.00-17.00)
Menyiapkan ruangan untuk workshop
Memasang spanduk dan backdrop
Mengecek konsumsi dengan warga
Menyiapkan data peserta
Mengecek peralatan yang akan dipakai (missal sound, mic, LCD, laptop dll)
Mendokumentasikan kegiatan (kluster IT)
2. Persiapan acara Workshop hari H (pj : amirul , 07.30-09.00)
Seluruh panitia harus sudah kumpul pukul 07.30
Membuka acara briefing (amirul)
Menyiapkan laptop dan sound (riza)
Menyiapkan data peserta dan cv moderator dan pembicara (dwi)
Mendokumentasikan kegiatan (kluster IT)
3. Registrasi (pj. Ain; 08.30-09.55)
Menyiapkan kertas registrasi (ain)
Mengarahkan peserta ke tempat duduk putra dan putri (septi)
Memberikan snak kepada peserta (………)
Mendokumentasikan kegiatan (kluster IT)
4. Persiapan pembicara (pj amirul; 08.55-09.00)
Mendampingi pembicara yang telah datang (amirul)
Menulis CV pembicara dan moderator
Mengcopy softfile pembicara (yang blum ngasih)
5. Pembukaan seminar (09.00-09.15)
Dibuka oleh MC (ari)
Pembacaan tilawah (,,,,,,,)
Panitia perlengkapan standby sound
Mendokumentasikan kegiatan (kluster IT)
6. Sambutan (09.15-09.45)
Oleh MC :
1. sambutan dari MITI Fajar Inggit P., S.Si
2. sambutan pak dukuh Suharto susilo h.
3. sambutan pak camat
4. sambutan dari Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Bantul
Panitia acara sebagai timer acara
Panitia perlengkapan standby sound
Mendokumentasikan kegiatan (kluster IT)
7. Presentasi materi (pj. Amirul; 09.45-12.00)
Oleh moderator
Materi1 (riza)
Materi 2 (septi)
Materi3 (dwi)
Panitia acara sebagai, menyiapkan slide, timer acara
Panitia perlengkapan standby sound
Mendokumentasikan kegiatan (kluster IT)
8. Ishoma (pj. Ari; 12.00-13.00)
Panitia acara menkondisikan peserta untuk siap sholat dan makan
Panitia konsumsi menyiapkan makanan
MC menyiapkan doorprise
Panitia perlengkapan menyiapkan peralatan makan dan workshop
Mendokumentasikan kegiatan (kluster IT)
9. Workshop pakan (pj. Mas dodik; 13.00-15.00)
Panitia acara mengkondisikan peserta ke tempat workshop
Panitia perlengkapan menyiapkan kebutuhan workshop
Mendokumentasikan kegiatan (kluster IT)
Panitia yang lain ikut mendampingi peserta
10. Penutup (15.00-15.10)
Panitia acara mengkondisikan peserta untuk kembali ke ruangan
Mc menutup acara.
ekonomi
A. Pengertian Pasar Modal
Pasar modal adalah pasar tempat diperjualbelikan dana-dana berupa surat-surat berharga berjangka panjang (lebih dari satu tahun), misalnya saham, obligasi, bukti-bukti keuntungan, surat-surat jaminan, surat bukti penyertaan modal, dan surat berharga lainnya yang berjangka lebih dari satu tahun. Dana yang ada di pasar modal berasal dari masyarakat yang disebut juga sebagai investor. Para investor melakukan berbagai tehnik analisis dalam menentukan investasi di mana semakin tinggi kemungkinan suatu perusahaan menghasilkan laba dan semakin kecil resiko yang dihadapi maka semakin tinggi pula permintaan investor untuk menanamkan modalnya di perusahaan tersebut.
B. Investasi Dan Pelaku Pasar Modal
Dewasa ini telah dikembangkan suatu model dalam pengambilan keputusan tentang usul investasi yang berada dalam suatu portofolio, dimana proyek baru yang diusulkan itu dikaitkan dengan proyek-proyek lainnya yang ada dalam suatu perusahaan.
Proyek-proyek investasi itu mempunyai risiko yang tidak independent Awat (1999 : 276).
Harapan keuntungan suatu portofolio adalah rata-rata tertimbang dari harapan keuntungan surat berharga yang diperbandingkan dalam portofolio tersebut. Para pemain utama yang terlibat di pasar modal dan lembaga penunjang yang terlibat langsung dalam proses transaksi antara pemain utama sebagai berikut Kasmir (2001 : 183-189) :
1. Emiten. Perusahaan yang akan melakukan penjualan surat-surat berharga atau melakukan emisi di bursa (disebut emiten).
2. Investor. Pemodal yang akan membeli atau menanamkan modalnya di perusahaan yang melakukan emisi (disebut investor).
3 Lembaga Penunjang. Fungsi lembaga penunjang ini antara lain turut serta mendukung beroperasinya pasar modal, sehingga mempermudah baik emiten maupun investor dalam melakukan berbagai kegiatan yang berkaitan dengan pasar modal.
C. Proses Transaksi Yang terjadi Di pasar Modal:
Proses penjualan saham di stock exchange market (pasar bursa saham atau pasar modal atau bursa efek) umumnya menggunakan sistem lelang (auction) sehingga pasar sekunder ini juga sering disebut dengan pasar leleang (auction market). Disebut dengan pasar lelang karena dilakukan secara terbuka dan harga ditentukan oleh supply (penawaran) dan demand (permintaan) dari anggota bursa,yang meneriakkan ask price(atau offer price atau harga penawaran terendah untuk jual) dan bid price (harga permintaan tertinggi untuk beli). New York Stock Exchange (NYSE), Tokyo Stock Exchange (TSE), Bursa Efek Indonesia (BEI) menggunakan sistem lelang, yaitu order pembelian dan penjualan sekuritas ditemukan sampai dicapai harga kesepakatan.
Langganan:
Postingan (Atom)